PENGARUH DAN
SUMBANGAN SARJANA MUSLIM
TERHADAP DUNIA
BARAT
DALAM BIDANG
ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN
Zuraidah ( 10 PEDI 1818)
A.
Pendahuluan
Dalam sejarah
peradaban Islam, terkhusus di masa Dinasti Abbasiyah, di bawah kekuasaan
Khalifah al-Ma’mun (198-218 H/819-839 M), Islam telah sampai pada puncak
kejayaan yang disebut dengan The Golden
Age atau zaman keemasan.
Disebut zaman
keemasan, karena pada masa itu tidak ada satu negarapun yang dapat menandingi
perkembangan peradaban yang terjadi di Baghdad.
Khalifah al-Ma’mun melakukan revolusi
penerjemahan besar-besaran, terhadap
buku-buku klasik, dengan membentuk tim penerjemah, mengangkat penanggungjawab,
mengirimkan utusan untuk memperoleh buku klasik ke Konstatinopel dan Byzantium,
memberikan kedudukan yang sangat layak bagi para penerjemah dalam bentuk
pemberian gaji yang besar terhadap jasa mereka dalam menerjemahkan, tanpa
melihat perbedaan agama.
Para
penerjemah adalah ilmuan yang berasal dari beberapa wilayah, yang menguasai
Bahasa Arab. Mereka bukan hanya
melakukan penerjemahan ke dalam Bahasa Arab saja, tetapi dalam berbagai bahasa
yang berkembang di dunia Arab, dan mereka memberikan komentar, menafsirkan teori dan menyesuaikannya,
menyempurkan kekurangan, mengoreksi kesalahan. Kemudian aktivitas ini
dilanjutkan oleh kaum muslim yang terpelajar, setelah mereka membaca hasil
penerjemahan, mereka melakukan kritik, memadukan berbagai macam peradaban, dan
melahirkan rumusan ilmu pengetahuan yang baru. Akhirnya situasi inilah yang
melahirkan banyak ilmuan, baik dalam bidang agama, maupun di bidang filsafat
dan ilmu pengetahuan. Sehingga tercipta karya – karya yang fenomenal dalam
berbagai bidang, terkhusus bidang filsafat, kedokteran, astronomi, fisika,
kimia, matematika, ilmu fiqh dengan para imam mazhabnya, dan karya-karya
lainnya.
Peradaban ini
tetap memberikan sumbangan terbaik dari sejarah Islam terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan di dunia, walaupun Dinasti Abbasiyah telah tiada, terkhusus
pada negara-negara yang pernah bersentuhan dengan dunia Islam secara langsung
dan tidak langsung. Maka pada makalah ini, akan dipaparkan sumbangan – sumbangan
yang diberikan sarjana Muslim terhadap dunia Barat dalam bidang ilmu dan
kebudayaan terkhusus pada Eropa Timur.
B.
Peta
Wilayah Kekuasaan Islam
Pada
pendahuluan telah dihantar kalimat yang menyatakan bahwa sumbangan para sarjana
Muslim, tidak terlepas dari benang merah sejarah peradaban Islam, yang dimulai
dari Pemerintahan Islam di bawah kendali Nabi Muhammad Saw. Pada masa ini, Sami
bin Abdullah al-Maghluts dalam bukunya Atlas
Al-Athlas al-Tarikh li Sirah ar-Rasul, mencatat terjadi 28 kali peperangan,
yang di mulai pada tahun 2 Hijriah (perang Abwa) sampai pada 8 Hijriah (perang
Tabuk) 1.
Perluasan
wilayah kekuasaan Islam terus berlanjut di masa Khulafa ar-Rasyidin, , Dinasti
Umayyah, Dinasti Abbasiyah, dan dinasti-dinasti lainnya. Berikut adalah
beberapa peta yang menggambarkan kekuasaan Islam.
1. Peta wilayah kekuasaan Islam 2
1
Sami’ bin Abdullah, Al-Athlas al-Tarikh li Sirah ar-Rasul, Perjalanan Hidup Nabi Muhammad,
Dewi Kournia Sari et.all, Jakarta, Al-Mahira, 2010) h. 193-199. Lihat lampiran
h.
Pada peta jelas terlihat
daerah kekuasaan Islam, dengan berdirinya beberapa Dinasti, seperti Fatimiyah,
Abbasiyah, dan Ummayyah, tanda panah menunjukkan ekspansi yang dilakukan oleh
Islam , dengan keterangan mulai tahun 632 sampai 1000 M. Wilayah yang dikuasai
oleh Islam terlihat jelas batasannya dengan wilayah yang belum atau tidak
dikuasai Islam.
2. Peta yang
menggambarkan kekuasan Dinasti Abbasiyah 3
3.
Peta
kekuasaan Dinasti Ummayyah di Andalusia (Spanyol) 4
Pada peta
kekuasaan Dinasti Abbasiyah dengan keterangan daerah yang berwarna merah, tidak
terlihat perbedaan dengan peta pertama, hal ini menunjukkan bahwa Abbasiyah
mampu menguasai seluruh daerah kekuasaan Islam untuk berada di bawah
kekhalifahan Abbasiyah. Andalusia, fakta sejarah mencatat bahwa Thariq bin
Ziyad bin Abdullah bin Walgho bin Walfajun bin Niber Ghasin bin Walhas bin
Yathufat bin Nafzau adalah putra suku Ash-Shadaf, suku Barbar, penduduk asli
daerah Al-Atlas, Afrika Utara. Dikenal dalam sejarah Spanyol sebagai legenda
dengan sebutan Taric el Tuerto (Taric yang memiliki satu mata), Ia lahir
sekitar tahun 50 Hijriah. Ia ahli menunggang kuda, menggunakan senjata, dan
ilmu bela diri. Dan adalah seorang jendral dari dinasti Umayyah yang memimpin
penaklukan muslim atas wilayah Al-Andalus (Spanyol, Portugal,
Andorra,
Gibraltar dan sekitarnya) pada tahun 711 M.
4.
Peta Jazirah
Arab dan Eropa Timur 5
Keterangan : peta
di atas merupakan gambaran tentang sejarah dimulainya peradaban timur dekat
klasik, bermula dari lembah sungai Nil, Eufrat, Tiggris dan lembah sungai
Indus. Istilah Timur Dekat ini, pada umumnya digunakan untuk menunjukkan wilayah yang
terletak di
sekitar kawasan Mediterania Timur, dan
meliputi wilayah Yunani dan
sekitar Semenanjung Balkan. Wilayah
Timur Dekat sering pula mendapat julukan atau sebutan Fertile
Crescent atau daerah Bulan Sabit.
Berbagai unsur peradaban
dari Timur Dekat Klasik ini memiliki pengaruh terhadap pembentukan peradaban
Barat, seperti bentuk lembaga pemerintahan, ilmu pengetahuan (astoronomi,
matematika), kesusasteraan, kesenian,
dan religi. Dan pada masa ini, untuk pertama kali orang mengenal kalender, drainage
(daerah aliran sungai), irigasi, konstruksi, teknologi, serta hukum
Hammurabi (hukum tertulis pertama yang tercatat di dunia).
Selanjutya Eropa
memperoleh warisan dari sumber peradaban Timur Dekat Klasik, seperti penambahan
pemikiran intelektual dan warisan artistik, warisan hukum, dan serta bentuk-bentuk
organisasi dalam pemerintahan.
C.
Sumbangan
Sarjana Muslim Terhadap Dunia Barat dalam Bidang Ilmu Pengetahuan
1. Bidang Ilmu Pengetahuan
Pengaruh
Islam terhadap Barat dibidang ilmu pengetahuan, seperti ilmu kedokteran,
farmasi, mtematika, kimia, optic, geografi, astronomi dan lainnya. Banyak
kalangan Barat yang obyektif mengakui bahwa kaum muslimin menjadi guru bangsa
Eropa selama tidak kurang dari enam ratus tahun.
Di
antara bentuk pengaruh tersebut adalah penerjemahan buku-buku ilmuwan kaum
muslimin, dijadikan referensi-referensi utama dan buku-buku pegangan di
universitas-universitas Barat. Sebagai contoh, ketika ilmu kedokteran mencapai puncaknya dikalangan kaum muslimin,
gereja Eropa melarang adanya pengobatan pengobatan, karena menurut anggapan
meraka bahwa penyakit itu merupakan siksaan dari tuhan. Setelah itu mereka
mengetahui ilmu kedokteran dan pengobatan melalui penerjemahan buku-buku Ibnu
Sina, Ar-Razi, dan lainnya, seperti kitab Al-Qanun
fi Ath-Thib karya Ibnu Sina pada abad ke 12 dan menjadi referensi utama di
universitas-universitas di Perancis dan Italia, dan kitab Al-Hawi dan Al-Manshuri karangan Ar-Razi yang
diterjemahkan pada akhir abad 13 dan universitas Briston mengabadikan nama
Al-Razi sebagai salah satu nama blok terbesarnya. Selanjutnya bidang ilmu
pengetahuan lain seperti Al-Biruni dalam kajian fisika tentang berat jenis,
Al-Khazini tentang masa udara, kepadatannya dan tekanan yang ditimbulkannya (
Al-Khazini menciptakan neraca untuk mengukur materi di udara dan di air. Upaya
penerjemahan tidak terlepas dari sarana pendukung, dalam hal ini telah
berdirinya pabrik-pabrik kertas di beberapa tempat, seperti Baghdad, Damaskus
sampai pada Sisilia dan Andalusia. Pada bidang lain kaum muslimin juga
mengenalkan kompas pada bangsa Eropa, walaupun sebagian kalangan Barat
mengatakan bahwa kompas merupakan ciptaan Flavio Gioa dari Italia.
Dalam bidang
kemajuan penerbitan buku. J. Pedersen dalam bukunya The Arabic Book, ia
mengatakan : Untuk kepentingan misi Kristen, tahun 1583 di Heidelberg, Jakob
Mylius mencetak buku tata bahasa Arab. Dan pada abad ke enam belas dan tujuh belas di Italia, telah terdapat tiga
percetakan bahasa Arab yang terkenal, pertama Percetakan Medici, didirikan di Roma pada tahun 1584, menerbitkan banyak buku,
di antaranya terjemahan dalam bahasa Latin dan Italia seperti buku al-Idris
tentang dunia, buku al-Qanun dan al-Syifa, karangan Ibnu Sina. Kedua, Pada
tahun 1622 di Roma, yayasan pengembangan agama (congregatio de propaganda fide), mendirikan percetakan bahasa Arab,
karya yang dihasilkan antara lain, kamus Arab- Italia, dan terjemahan injil ke
dalam bahasa Arab secara lengkap. Ketiga, Tipografia
del Seminario, didirikan tahun 1680
di Padua, karya terbesar penerbitan ini adalah Al-Qur’an dicetak dalam bahasa
Arab dengan terjemahan bahasa Latin. 6
Pada bidang matematika , ilmuan yang paling terkenal
adalah al-khawarizmi, ia adalah orang pertama yang menggunakan kalimat
al-Jabar, satu disiplin ilmu yang terkenal sampai sekarang. Orang –orang Eropa
mengadopsi nama ini, dalam bahasa Inggris yang disebut dengan Algebra.
6 J. Pedersen, The Arabic Book, Fajar Intelektualisme Muslim, Alwiyah Abdurrahman,
(Bandung, Mizan, 1996) h.172-173.
Dalam bahasa Perancis disebut Algebre, sedangkan dalam bahasa
Eropa disebut algorithme/algorism. Al-Khawarizmi merupakan sosok yang terkenal
karena menemukan angka 0, dan gelar al-Khawarizmi adalah Bapak al-Jabar.
Perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya dapat dilihat
dari adanya klasifikasi ilmu, baik ilmu pengetahuan agama maupun ilmu
pengetahuan umum.
Dalam klasifikasi ilmu pengetahuan agama, meliputi :
a.
Metode Tafsir Al-Qur’an :
1) Tafsir bil Ma’tsur
2) Tafsir bil Ra’yi
b.
Ilmu Hadits :
1)
Klasifikasi hadits secara sistematis, yaitu : shahih, dhaif, maudhu’.
2)
Kritik sanad
dan matan
c.
Ilmu Fiqh :
Lahirnya para fuqoha yang terkenal seperti : Imam
Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad Hambali.
d.
Ilmu Lughah (Bahasa)
: Nahwu, Sharaf, Ma’ani, Bayan, Badi’, Arudh, dan Insya.
Dalam klasifikasi ilmu umum,
meliputi bidang sains dan teknologi, seperti astronomi, kedokteran, ilmu kimia,
sejarah dan geografi. Hal ini di
uraikan oleh Ajib Thohir dalam bukunya Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia
Islam, menuliskan :
1)
Astronomi, ilmu ini melalui karya
India Sindhind kemudian diterjemahkan oleh Muhammad ibnu Ibrahim al-Farazi (777
M). ia adalah astronom muslim pertama yang membuat astrolabe, yaitu alat untuk
mengukur ketinggian bintang. Di samping itu, masih ada ilmuan-ilmuan islam lainnya,
seperti Ali ibnu Isa al-Asturlabi, al-Farghani, al-Battani, Umar al-Khayyam dan
al-Tusi.
2)
Kedokteran, pada masa ini dokter
pertama yang terkenal adalah Ali ibnu Rabban al-Tabari. Pada tahun 850 ia
mengarang buku Firdaus al-Hikmah. Tokoh lainnya adalah al-Razi, al-Farabi dan
Ibnu Sina.
3)
Ilmu Kimia. Bapak ilmu kimia
islam adalah Jabir ibnu Hayyan (721-815M). sebenarnya banyak ahli kimia Islam
ternama lainnya seperti al-Razi, al-Tuqrai yang hidup pada abad ke-12 M.
4)
Sejarah dan Geografi. Pada masa
Abbassiyah sejarawan ternama abad ke-3 H adalah Ahmad bin al-Yakubi, Abu Jafar
Muhammad bin Jafar bin Jarir al-Tabari. Kemudian, ahli ilmu bumi yang termasyur
adalah ibnu Khudazabah (820-913M). 7
2. Bidang Bahasa dan Sastra
Bahasa
Arab menjadi bahasa pentransfer bahasa-bahasa yang ada disemenanjung Iiberia (
bahasa Castella, Portugal, Catali) kebahasa-bahasa
lainnya seperti Perancis. Contohnya
seperti Quthn (kapas), Harir Dimasyqi
( sutera Damaskus), Misk (minyak Misik), Syarab
(minuman), Jarrah (guci atau bejana),
Limun (lemon), Shirf (nol) dan lainnya.
Kaum
Barat terutama para penyair spanyol, terpengaruh dengan sastra Arab. Seperti
sastra kepahlawanan, semangat perjuangan, majas, yang bernilai tinggi mempengaruhi sastra-sastra Barat
melalui jalus sastra Arab di Andalusia. Penulis Spanyol Abaniz mengatakan,
“sesungguhnya bangsa Eropa tidak mengenal syair-syair kepahlawnan, tidak
memperhatikan etika-etikanya, dan sengangat perjuangannya sebelum datangnya
orang Arab ke Andalusia dan menyebarnya para pejuang dan pahlawan mereka
kebelahan selatan.
Bukti
lainnya yang menggambarkan pengaruh sastra dalam peradaban Eropa seperti dalam
bentuk novel, misalnya novel yang berjudul “Petualangan
Gliver” karya Switf dan “ Petualangan Robinson Krozo “ karangan
Diofo, yang menurut sejumlah kritikus Eropa karangan ini meniru kisah Alfu Lailah wa Lailah dan kisah Hayy bin
yaqzhan karya filosof Arab Ibnu Thufail. Dan pada tahun 1349 M 8, kisah Alfulailah wa Lailah ini menjadi rujukan
beberapa pengarang lain seperti Boccaccio dalam hikayatnya yang berjudul “ Sepuluh pagi ”, Shakesper dalam dramanya
yang berjudul “Akhir yang menentukan ” dan Lessing dalam
7.
Ajib
Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan
Dunia Islam,
(Jakarta, PT.RajaGrafindo Persada, 2009) h. 52
8.
Raghib As-Sirjani, Madza Qaddamal
Muslimuna lil’Alam Ishamaatu al-Muslimin fi al-Hadharah al-Insyaniyah,
Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, Sonif, (Jakarta, Pustaka Al-Kautsar,
2009) h.789
dramanya yang berjudul “ Natan sang
bijak ”, begitu juga dengan Dante, ketika ia menceritakannya perjalanannya
kedunia lain sangat terpengaruh dengan karya Al-Ma’ari yang berjudul “Risalah al-Ghufran”, dan karya Ibnu
Arabi yang berjudul “Wasfh al-Jannah.”
Pada masa Abbasiyah, pertumbuhan prosa
menunjukkan perkembangan baru. Pada awalnya memang masih berbentuk prosa
ilmiah, namun pada masa berikutnya, prosa arab terus menapaki penyempurnaan,
setelah munculnya al-Maqamat yang berakar dari budaya asli, peradaban Abbasiyah
telah bersentuhan dengan kebudayaan lain dengan media penterjemahan. Pemburun
manuskrip didaerah timur seperti Persia terutama dalam tata negara dan sastra
dan para penterjemah tidak saja dari kalangan muslim tetapi juga dari pemeluk
Nasrani dari Syiria dan Majusi dari Persia.
Berkaitan
dengan pengaruh sarjana muslim dalam ilmu pengetahuan Juan Vernit, guru besar
Universitas Bercelona dalam bukunya “ Kebudayaan
Spanyol-Arab di Timur dan di Barat “ yang diterbitkan pada tahun 1978 M,
dan pernah diterbitkan di Perancis pada tahun 1985 M, dalam tulisannya yang
berjudul “ Hutang Budi dalam Kebudayaan
kepada Arab Spanyol, “ ia mengatakan, “ Di antara kebaikan yang diberikan
oleh bangsa Arab bagi kebudayaaan manusia adalah memberikan pengalaman mereka
dalam bidang pelayaran, arsitektur, pembuatan perahu, menggambar peta geografi
dan pelayaran, karena mereka telah terlebih dahulu mengetahui keadaan cuaca dan
perubahannya.9
3.
Bidang Pendidikan
dan Sosial
Dalam
pembahasan ini akan diuraikan pengaruh peradaban islam yang erat kaitannya
dengan hak, kebebasan, pendidikan, dan sosial.
Ketika
kaum muslimin berhasil menaklukan Andalusia, sebagian penduduk Andalusia yang
beragama nasrani lebih memilih untuk pindah ke Perancis dari pada hidup dibawah
kekuasaan Islam. Namun, keadaan mereka tidak menjadi lebih baik dari pada kaum
nasrani yang masih tetap
9.
Muhammad
Gharib Jaudah, l Abaqirah Ulama’ Al-Hadharah wa Al-Islamiyah, 147 Ilmuwan Terkemuka dalam Sejarah Islam, Muhyiddin Mas Rida,. (Jakarta,Pustaka
al-Kautsar, 2007), h. 46
tinggal di
Andalusia. Gambaran diatas menjelaskan
bahwa kaum nasrani
yang tinggal di
Andalusia mendapatkan rasa aman dan damai dibawah kekuasaan pemerintahan Islam.
Pada
saat perang Salib, Shalahuddin al - Ayyubi
mampu menimbul-
kan rasa kagum dari
kaum Nasrani, karena ia telah menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan
kepahlawanan. Bahkan sikap ini telah merubah hati sebagian para pejuang
Nasrani, sehingga mereka memeluk Islam dan meninggalkan kaumnya untuk bergabung
dengan kaum muslimin.
Mereka
melihat dalam masyarakat Islam tidak mengenal strata-strata sosial ataupun
diskriminasi ras. Bahkan yang mereka rasakan adalah ruh persamaan mengakar kuat
secara mutlak sesuai dengan norma-norma agama. Dengan kata lain persamaan dalam
hak dan kebebasan yang terikat dengan norma agama tidak hanya sekedar ucapan,
tetapi dilakukan dan menjadi karakteristik pribadi muslim.
Terkhusus adanya keistimewaan yarng
dimiliki oleh perempuan Muslim, yaitu diberikan
hak kemanusiaan sebagai makhluk hidup yang juga memiliki hak
dan persamaan khususnya dalam masalah hukum.
Pengaruhnya
pada peradaban Barat yaitu kaum perempuan biasanya ditempatkan pada tempat
terendah. Dan dengan kedatangan Islam sebagian
negara telah
memberikan hak kepada perempuan. Contohnya yang terjadi di Perancis, sebelum
tahun 1938 10 . Perempuan disejajarkan dengan
orang gilaa dan anak kecil, sehingga mereka tidak dianggap layak ataupun cakap,
dan akhirnya mereka tidak mendapat hak untuk memiliki tanah.
Pada bidang pendidikan, pembahasan ini khusus melihat
perkembangan sekolah dan Universitas di Andalusia. Khalifah al-Umawi al-Hakam
kedua (366 H) memberikan wakaf untuk menggaji paaara guru yang mengajar
anak-anak miskin secara gratis sebanyak 27 sekolah. Dan universitas yang
berdiri di beberapa wilayah yaitu Andalusia yang memiliki Universitas
Cordova, Granada,
Tortoise, Sevilla, Murcia,
10.
Lihat Raghib As-Sirjani, Madza Qaddamal Muslimuna lil’Alam Ishamaatu al-Muslimin fi al-Hadharah
al-Insyaniyah, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, h.797
Almeria, Valencia, dan Cadic. Dan
keistimewaan menuntut ilmu pada masa ini adalah semua kebutuhan dicukupi, baik
makan, minum, uang, dan tempat tinggal. Bahkan yang tidak kalah penting adalah
berdirinya perpustakaan-perpustakaan, dan perpustakaan yang memegang peranan
paling penting terhadap perkembangan khazanah keilmuan adalah perpustakaan Bayt al-Hikmah di Baghdad, yang didirikan
oleh Khalifah al-Makmun, yang menjadi pusat penerjemahan buku-buku klasik.
4.
Bidang Sains
a.
Penemuan jam tangan
Jam tangan pertama diciptakan oleh As-Sa’ati
Muhammad bin Ali, yang ia gantungkan di pintu Jami’ Damaskus. Di atas jam
tersebut dipasang burung-burung pipit, ular, dan elang yang terbuat dari
tembaga. Jika waktu tiba, ular muncul. Lalu burung-burung bersiul, burung elang
berteriak, dan satu kerikil jatuh ke dalam wadah. Dari ini manusia mengetahui
bahwa waktu telah berlalu satu jam.
b.
Penemuan Robot
Manusia
Penemunya adalah
ilmuan mekanik Baadi’
az-Zaman Abu al-Izz
Ismail bin
Ar-Razzar al-Jazari (6 H), Dia menciptkan robot pertama yang menjadi pelayan
rumah atas permintaan Khalifah. Al-Jazari membuat alat berwujud manusia yang
berdiri, sementara tangan kanannya memegang teko air dan tangan kirinya
memegang handuk. Di atas surbannya terdapat burung, jika sudah masuk waktu
shalat, burungnya bersiul dan robot melangkah menuju tuannya, dna mengalirkan
air ke dalam teko, lalu khalifah berwudhu’, kemudian robotnya menyerahkan
handuk, sementara burung pipit bersiul-siul. Dan penemuan-penemuaan lain yang
tidak dapat dituliskan satu persatu. 11
D.
Sumbangan
Sarjana Muslim Terhadap Dunia Barat dalam Bidang Kebudayaan
11.
Lihat Raghib As-Sirjani, Madza Qaddamal Muslimuna lil’Alam Ishamaatu al-Muslimin fi al-Hadharah
al-Insyaniyah, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, h. h. 687 & 689
1. Bidang Akidah dan Undang-Undang
Islam
hadir membawa akidah Tauhid di tengah-tengah masyarakat dunia yang penuh dengan
kemusyrikan dan paganisme (mensakkralkan gambar dan patung). Islam mengajarkan
ke Esaan Allah dengan memurni-
kan keyakinan
semata-mata hanya menyembah Allah. Hal ini menimbulkan kecenderungan dikalangan
Nasrani dan mempengaruhi pemikiran mereka tentang akidah yaitu dengan munculnya
gerakan penolakan tradisi pengakuan dosa-dosa didepan pastur dan bahwa pastur
itu tidak berhak sama sekali menerima pengakuaan dosa. Pergerakan ini bertujuan
untuk mendekatkan diri kepada Allah secara langsung agar dosa-dosa terampuni.
Bukti
lain
adalah penguasa Romawi Louis III mengeluarkan keputusan pada tahun 108
H/726 M 12 tentang larangan pengsaklaran
gambar-gambar dan patung-patung. Hal ini juga diikuti oleh beberapa penguasa
yang lain.
Pengaruh
peradaban islam dibidang hukum dan undang-undang disebabkan adanya hubungan kaum terpelajar Barat dengan
universitas-
universitas
islam di Andalusia daan lainnya. Yang menarik dalam pembahasan ini adalah pada
saat Eropa tidak memiliki undang-undang dan sistem yang sistematis Napoleon
Bonaparte menerjemahkan kitab fiqih Mazhab Maliki kedalam bahasa perancis dan
menjadikannya sebagai rujukan pembuatan undang-undang negara Perancis.
Adam
Lebor dalam bukunya
A heart turned
East, ia mengatakan lebih jauh ke
Timur, Rumania dulunya merupakan jembatan antara budayaBarat dan Arab. Provinsi
Wallachia dan Moldavia, pada abad ke delapan belas pusat-pusat kajia Bahasa
Arab yan penting. Tipografi yang pertama muncul di Wallachia, sebelum di
transfer ke Aleppo, di Suriah. Rumania bahkan pernah berbangga sebagai pusat
sufi, mistik Islam, di sebuah pulau di Danube, yang sudah lama tenggelam. 13
12. Lihat
Raghib As-Sirjani, Madza Qaddamal
Muslimuna lil’Alam Ishamaatu al-Muslimin fi al-Hadharah al-Insyaniyah,
Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, h. h. 780
13. Adam
Lebor, A Heart Turned East, Pergulatan
Muslim di Barat: Antara Identitas dan Integritas ,( Bandung,
Mizan Media Utama, 2009)h.94
2.
Bidang Seni
Pengaruh
peradaban islam dalam bidang seni dpat berupa gaya-gaya arsitektur
bangunan,hiasan dan seni-seni lain. Terkhusus dalam seni kaligrafi dan
pengaruhnya terhadap peradaban barat adalah banyaknya tulisan-tulisan arab yang
terdapat di tembok-tembok bangunan gereja yang digunakan sebagai hiasan dan tanpa memperhatikan
hal-hal lain,hanya karena alasan suka akan keindahan kaligrafi. Namun,Gustave Le
Bon menyatakan kekecewaannya karena para penulis Khat kaligrafi tidak
menuliskan terjemahannya,maka tidak tertutup kemungkinan kalimat yang tertulis
di sekitar kepala Al masih adalah kalimat Laa ilaaha illallah
Muhammadarasulullah.
Setelah
diuraikan penjelasan tentang pengaruh peradaban Islam terhadap peradaban Barat,
kita semakin memahami bahwa sesungguhnya menyandang predikat sebagai muslim
adalah suatu kehormatan, karena kita tidak hanya mempunyai amanah untuk kembali
mengharumkan agama ini menuju posisi terbaik dengan iman dan kemajuan
teknologi, kita juga punya tanggungjawab bersama untuk mewujudkannya, dengan
terus ber -
gerak ke seluruh penjuru dunia sembari
menebarkan dakwah dengan kebaikan.
Ajib Thohir
dalam bukunya Perkembangan Peradaban di
Kawasan Dunia Islam, ia mengatakan bahwa kehadiran Islam di Benua Eropa
bukan gejala baru. Sebenarnya yang perlu penjelasan adalah mengapa Islam bisa
lenyap dari Eropa. Berbeda dengan ketika datangnya Islam di bawah panglima Thariq
bin Ziyad ke dataran Eropa sebagai tentara yang gagah dan siap menguasai Eropa,
kedatangan orang-orang Muslim selepas
perang dunia kedua dalam keadaan yang sebaliknya. 14
Kita tidak bisa
menutup mata, dan seolah-olah tidak mau tahu tentang kondisi umat Islam hari
ini. Tidak jarang kita jumpai pemuda Muslim lebih suka menyembunyikan
identitasnya sebagai Muslim, hanya karena ingin kebebasan tanpa kendali,
baginya agama sekedar ikatan yang
14.
Lihat
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di
Kawasan Dunia Islam,
mempersempit
gerak dan lingkup aktifitasnya. Yang menyedihkan lagi, mereka lebih suka
menyerupai dan meniru gaya, perilaku, bertutur sapa, bahkan dalam bermain dan
memilih pasangan, dengan cara orang-orang Barat.
Ketika
pertanyaan mengapa Islam hilang di Eropa, jawaban yang tepat adalah karena umat
Islam mengalami kemunduran dalam banyak hal. Kita lebih suka membahas perbedaan
antara kita, daripada menyatukan potensi yang ada, kita lebih suka salah kaprah
dalam membela organisasi yang kita diami, dan kesukaan lain yang menyebabkan
kita jauh dari saudara kita sesama muslim, dan menganggapnya sebelah mata
karena tidak berada dalam satu organisasi yang sama. Lihat berapa banyak kita
kehilangan waktu, saat kita masih membahas sesuatu, sedangkan orang lain sudah
bergerak maju. Dan inilah saatnya bagi kita untuk bangkit sebagai muslim
sejati.
E.
Jalur
Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Pengaruhnya dari Timur ke Barat
1. Peta jalur pengembangan
ilmu pengetahuan 15
Pengembangan ilmu pengetahuan dari
timur ke barat melalui jalur lintas Asia-Eropa yang dikenal dengan nama Jalur
Sutra (dapat terlihat
pada garis biru
yaitu dengan jalur laut). Pertumbuhan dan perkembangannya, bukan saja melalui
ekspansi atau perluasan wilayah kekuasaan, tetapi juga melalui kontak
perdagangan antar wilayah.
Dalam
jalur pengembangan ilmu pengetahuan, para pakar sejarah telah menyepakati
beberapa hal tentang hubungan peradaban Islam dengan Eropa. Menurut mereka
hubungan ini terjadi dengan melalui tiga jalur utama, yaitu ; melalui Andalusia, Sicilia, dan Perang Salib. Di samping itu
menurut Hasan Asari, dalam bukunya yang berjudul Menguak Sejarah Mencari Ibrah menyatakan bahwa ada dua jalur kontak
dunia Eropa dengan khazanah intelektul Muslim, yaitu para mahasiswa yang
belajar di lembaga-lembaga pendidikan Islam Spanyol, Sicilia, dan Italia
Selatan dan kontak secara langsung para ilmuan Eropa Latin dengan karya-karya
asli umat Islam yang kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin dan
bahasa-bahasa Eropa lainnya. 16
Berikut
adalah penjelasan tentang tiga jalur utama hubungan peradaban Islam dengan
Eropa.
1. Andalusia (Spanyol)
Andalusia adalah
jembatan utama dan pintu masuk yang paling penting dalam proses transfer
peradaban Islam ke Eropa, yang meliputi beberapa bidang keilmuan, pemikiran,
sosial, dan lainnya. Sebagai bagian dari Eropa, Andalusia menjadi mimbar suatu
pencerahan selama delapan abad ( 92-897 H/ 711-1492 M ). Faktor
utama perubahan ini disebabkan
kaum muslimin yang menetap di Andalusia, dengan peradaban yang sudah dimiliki,
mereka memberikan pencerahan melalui universitas, sekolah, perpustakaan,
industri, para ilmuan dan sastrawan. Raghib As-Sirjani dalam bukunya Madza Qaddamal Muslimuna lil’Alam Ishamaatu
al-Muslimin fi al-Hadharah al-Insyaniyah,,
ia mengutip pernyataan Gustave Le Bon, yang mengatakan. “ Begitu orang-orang
Arab berhasil menaklukkan Spanyol mereka mulai menegakkan risalah peradaban di sana. Maka
16.
Hasan
Asari, Menguak Sejarah Mencari Ibrah, ( Bandung, Citapustaka Media, 2006) h. 244
dalam waktu kurang dari satu abad
mereka mampu menghidupkan tanah yang mati, membangun kota-kota yang runtuh,
mendirikan bangunan-bangunan megah, dan menjalin hubungan perdagangan yang kuat
dengan negara-negara lain. Kemudian
mereka memberikan perhatian besaar untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan
sastra, menerjemahkan buku-buku Yunani dan Latin, dan mendirikan
universitas-universitas yang menjadi satu-satunya sumber ilmu pengetahuan dan
peradaban di Eropa dalam waktu yang lama. “ 17
Pada abad dua
belas dan tiga belas, , kegiatan penerjemahan buku-buku bahasa Arab, buku karya
ilmiah Yunani, ke dalam bahasa Eropa terus dilakukan di kota Toledo. Dan
penerjemah yang paling terkenal adalah Jirarid Al-Karimuni atau dijuluki
Ath-Tolitoli. Ia menerjemahkan seratus judul buku, di antaranya Al-Qanun,
karangan Ibnu Sina.
Kota Cordova pada abad ke sepuluh, merupakan kota
yang lebih maju daripada kota - kota di Eropa lainnya, kota ini merupakan
tempat yang dikagumi dunia, dan di
antara keistimewaannya adalah Cordova memiliki tujuh puluh perpustakan dan
Sembilan ratus pemandian umum.
Muhammad Gharib
Jaudah, dalam bukunya yang berjudul Abaqirah Ulama’ Al-Hadharah wa
Al-Islamiyah, menambahkan peradaban Islam di Andalusia, mengatakan “ Di
Andalusia, kaum muslimin berhasil mengembangkan pola tanam dan sistem irigasi
secara besar-besaran. Mereka merubah kepulauan Liberia (Spanyol dan Portugal)
menjadi surga yang hijau
dan teguh karena kebun -
kebunnya dipenuhi dengan pohon dan tanaman
hias dari berbagai jenis. Kaum muslimin mempunyai banyak karya tulis yang
sangat penting dalam bidang pertanian dan telah diambil oleh bangsa Eropa
sehingga turut memberikan konstribusi bagi kebangkitan dunia
17. Raghib As-Sirjani, Madza Qaddamal Muslimuna lil’Alam Ishamaatu al-Muslimin fi al-Hadharah
al-Insyaniyah, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, Sonif, Jakarta,
Pustaka Al-Kautsar, 2009) h.770
pertanian di Eropa. . 18
2. Sicilia (Italia)
Kekuasaan Islam
di Sicilia, pada dasarnya sudah berakhir pada akhir abad ke sebelas, Namun, di
bawah perhatian para pemimpin Norwegia, peradaban Islam tetap berlangsung
karena masih banyak ulama dan ilmuan tinggal di sana. Termasuk di antaranya
ahli Geografi yaitu Muhammad al- Idris yang telah membuat peta dunia untuk Raja
Roger II (1130-1154 M). Pengaruh lain dilihat dari bangunan istana Roger II,
separuhnya bercorak Timur, dan gelar yang digunakan oleh Roger II adalah
Al-Mu’taz Billah.
Muhammad ‘Ali
‘Ustman menuliskan dalam bukunya Ilmuwan-Ilmuwan
yang Mengubah Dunia, bahwa Raja Roger II memerintahkan Syarif al-Idrisi
agar membuatkannya peta dunia dari bahan perak murni. Bahan yang dibutuhkan:
perak murni seberat 400 pon. Satu pon harganya 112 dirham. Peta tersebut memuat
tujuh peta negara lengkap dengan laut, teluk,
danau, jalan - jalan,
sungai -
sungai,
pelabuhan-pelabuhan, batas wilayah
antar negara dan hal-hal penting
lainnya. Di samping itu, peta ini
juga dilengkapi dengan cara pemakaiannya. 19
Kemudian
Frederick II, sebagai penguasa Roma tahun 1220 M, ia memilih tinggal di Sicilia, memusatkan
perhatian pada ilmu pengetahuan, dan memberikan motivasi terhadap diskusi
ilmiah dan filsafat. Ferederick II adalah penguasa yang mendirikan Universitas
Napoli tahun 1224 M, dan di Universitas ini banyak terdapat manuskrip berbahasa
Arab, yang di antaranya terdapat karya Ibnu Rusyd.
Prof Coll
Young mengatakan “
Sicilia merupakan medan pertemuan yang bebas
antara bahasa dan
ilmu pengetahuan Yunani, Latin,
dan Arab Barbar. Hasilnya adalah
18. Lihat Muhammad Gharib Jaudah, dalam
bukunya yang berjudul Abaqirah Ulama’ Al-Hadharah wa Al-Islamiyah, 147 Ilmuwan Terkemuka dalam Sejarah Islam,
Muhyiddin Mas Rida, h. 50
19. Muhammad
‘Ali ‘Utsman, Ilmuan-Ilmuan Muslim yang
Mengubah Dunia, (Yogyakarta, Beranda, 2010), h.128
akulturalisasi kebudayaan. Karena
peran Roger II dan Frederick II yang baik dalam transfer ilmu-ilmu peradaban
Islam ke dunia Eropa melalui Italia. Palermo pada abad tiga belas menjadi
seperti Toledo pada abad dua belas, yakni menjadi pusat besar kegiatan penerjemahan
dan transfer buku-buku Arab ke dalam bahasa Latin. 20
3.
Perang Salib
Perang Salib
berlangsung kurang lebih selama dua abad, yang dimulai pada abad ke 5 H/11 M (
490 H/1097 M), sampai jatuhnya benteng terakhir dari pasukan Salib di tangan
Mamalik tahun 690 H/1291 M. Tidak dapat
dihindari bahwa Perang Salib menyebabkan terjadinya persinggungan yang
luar biasa antara Eropa dan Islam, walaupun kedatangan pasukan salib bukan
untuk mencari ilmu, akan tetapi dalam rangka memperluas wilayah kekuasan mereka.
Dan pada titik singgung ini, Islam berhasil memberikan pengaruh peradaban Islam
pada Eropa yang saat itu masih belum maju.
Menurut sejarah,
ada dua hal yang menyebabkan terjadinya perang salib, yaitu :
a.
Peristiwa
Manzikart yang terjadi pada tahun 464 H/1071 M, yaitu tentara Alp Arsalan yang
berkekuatan 15.000 orang prajurit dengan gagahnya mereka mengalahkan tentara
Romawi, yang didukung oleh tentara Ghuz, al-Akraj,al-Hajr, Perancis dan
Armenia, dengan jumlah seluruh pasukan 200.000 orang. Peristiwa akhirnya
menimbulkan benih permusuhan abadi dan kebencian mendapat pihak Kristen
terhadap Islam.
b. Dinasti Saljuk yang
menguasai Bayt al-Maqdis pada tahun 471 H, melakukan beberapa kebijakan yang
memberatkan umat Kristen yang berziarah ke sana. Hal inilah yang memicu Paus
Urbanus II pada tahun 1095, dengan mengajak umat Keristen Eropa untuk melakukan
perang suci atau Perang Salib, dalam rangka merebut Bayt al-maqdis.
20. Lihat
Raghib As-Sirjani, Madza Qaddamal
Muslimuna lil’Alam Ishamaatu al-Muslimin fi al-Hadharah al-Insyaniyah,
Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, h.776
Pengaruh yang dirasakan oleh tentara Salib adalah
penglihatan mereka terhadap makna persamaan, keadilan, dan persaudaraan dalam
Islam. Kemudian mereka
mengambil apa saja
yang mereka temukan, baik dalam
bentuk ilmu, seni, maupun peradaban. Saat pasukan ini kembali ke negaranya,
merekapun sadar dengan keburukan kondisi mereka, keterbelakangan pemikiran dan
moral, maka pengaruh yang mereka dapat saat bersentuhan dengan Islam memberikan
motivasi untuk bangkit dari keterpurukan.
Gustave Le Bon
mengatakan : “ Sesungguhnya pengaruh Timur dalam peradaban Barat sangat besarnya karena adanya
perang salib. Dan sesungguhnya
pengaruh tersebut dalam
bidang seni, industri,
dan perdagangan lebih besar daripada pengaruhnya dalam bidang ilmu
pengetahuan dan sastra. Jika kita melihat kemajuan hubungan perdagangan
antara Barat dan
Timur dan kemajuan di bidang seni
dan industri yang muncul akibat persinggungan antara pasukan Salib dengan
bangsa Timur. Maka akan jelas bagi kita bahwa bangsa Timur adalah yang
mengeluarkan bangsa Barat dari kebiadaban dan merekalah yang mempersiapkan
jiwa-jiwa untuk maju berkat ilmu-ilmu Arab dan sastra-sastra mereka yang
kemudian dipelajari di universitas-universitas Eropa. Dari situlah suatu saat
masa kebangkitan muncul. “ 22
L. Hidayat dalam bukunya yang berjudul Sejarah Peradaban Islam Klasik
mengatakan “ … walaupun peperangan berlangsung tidak secar terus menerus,
tetapi ada masa perdamaian, tetapi telah terjadi interaksi budaya antara Barat
dan Timur, walaupun lebih banyak menguntungkan Barat, meliputi aspek seni,
perdagangan dan industry dari pada aspek-aspek sastra dan keilmuan. “23
Adapun peradaban
Islam yang ditemukan tentara salib antara lain:
22.
Lihat
Raghib As-Sirjani, Madza Qaddamal
Muslimuna lil’Alam Ishamaatu al-Muslimin fi al-Hadharah al-Insyaniyah,
Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, h.779
23.
L. Hidayat, Sejarah Peradaban
Islam Klasik, (Bandung, Citapustaka Media Perintis, 2010), h.206
a.
Bidang Sastra.
Tentara salib telah membawa ke Eropa kisah Kalilah wa - Dimnah
dan Alfu Lailah wa Lailah, hal ini
dibuktikan dengan lahirnya karya
Geofrey Chaucer yang berjudul Squieres Tale. Karya ini merupakan cuplikan dari kisah Alfu Lailah
wa Lailah.
b.
Bidang Militer.
Dunia Timur telah mengenal bahan peledak, alat-alat pembakaran dan bubuk mesin.
Reinand dan Fave telah menerjemahkan buku Hassan al-Rammah Najm al-Din
al-Ahdab, yang berjudul al-Kurushiyah wa-al Manasib al-Harbiyyah (tentag kuda
dan latihan militer) kedalam bahasa Prancis dengan judul Journal Asiatique.
c.
Bidang
Arsitektur. Setelah Jerussalem dikuasai tentara Salib, bentuk kubah dari
Masjidil Aqsha di al-Quds, ditiru oleh beberapa gereja diantara gereja di
Inggris, Perancis, dan Jerman.
d.
Bidang
Pertanian, tentara Salib mendapat pengetahuan tentang tumbuhan dan beberapa
tanaman dari Mediterania Barat. Sejak itu Eropa mulai mengenal makanan
Timur seperti beras (rice, berasal dari
kata al-urz), jeruk (lemon, berasal dari kata al-laymun), gula (sugar, berasal
dari kata al-sukkar).
e.
Bidang
Teknologi. Tentara Salib menemukan kincir air dan pabrik pembuatan kaca.
f.
Bidang Seni.
Tentara Salib menemukan hasil tetunan timur dan karya seni pada porselin,
keramik dan lainnya.
Marfuah dalam tulisannya Warisan
Ilmiah Muslim dan Renaisans Eropa, menambahkan jalur masuknya peradaban Islam
ke Barat yaitu :
4.
Turki
Ustmani.
Kerajaan
Turki Utsmani memberikan konstribusi orisinil dan cukup berarti dalam
tiga bidang ;
yaitu, ilmu ketatanegaraan ,
arsitektur dan puisi. Keseluruhan kebudayaan Turki merupakan campuran dari
beraneka ragam elemen. Persia
melahirkan corak arsitektur, pola-pola indah, serta ide-ide politik yang
mengangkat keagungan Raja. Warisan kebudayaan Asia Tengah di antaranya
kebudayaan berperang dan menaklukkan serta kecendrungan untuk berasimilasi
dengan lentur. 24
Adapun pengaruh
Turki Utsmani terhadap
peradaban Barat adalah terjadinya penerjemahan besar-besaran pada abad
ke 6 H/12 M dan 7 H/12 M,
penerjemahan itu yang menjadi dasar perubahan terhadap kegiatan ilmiah dunia
Latin dan Eropa.
As-Sayyid
Abul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi, dalam bukunya yang berjudul Maadza Khasiral ‘Aal’am, Binhithaatil
Muslimiin, menuliskan bahwa Turki Ustmani mempunyai wilayah di tiga benua,
yaitu; Eropa, Asia, dan Afrika. Di Timur mereka menguasai wilayah Islam yang
membentang dari Persia
sampai Maroko. Seluruh Asia kecil dan menjelajahi Eropa hingga mendekati tembok
Wienna (Austria). Tidak dapat dipungkiri bila mereka adalah orang-orang yang
menguasai Laut Tengah, yang dijadikan oleh mereka seolah-olah sebagai danau ottoman, tanpa
ada seorang asing pun
yang berani menyentuh daerah - daerah sekitarnya. 25
Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa Turki Utsmani juga merupakan jalur peradaban Islam ke Eropa, salah satu
hal ini mendasarinya adalah wilayah yang dikuasai oleh Turki Utsmani
Berkaitan dengan ini Badri Yatim
dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II, ia mengatakan :
Kemajuan Eropa (Barat) memang bersumber dari khazanah ilmu pengetahuan dan
metode berpikir islam yang rasional. Di antara saluran masuknya peradaban islam
ke Eropa itu adalah perang salib, Sicilia,dan yang terpenting adalah Spanyol
Islam. Ketika islam mengalami kejayaan di Spanyol, banyak orang eropa yang
datang belajar kesana, kemudian menerjemahkan
karya -karya ilmiah umat Islam. Hal ini
24.
Asnil
Aida Ritonga (Ed), Pendidikan Islam Dalam Buaian Arus Sejarah, (
Bandung, Citapustaka Media, 2008) h. 84
25.
As-Sayyid Abul Hasan Ali Al-Hasani
An-Nadwi, Maadza Khasiral ‘Aal’am, Binhithaatil Muslimiin,Bahaya Kemunduran Umat
Islam, (Bandung, Pustaka Sedia. 2002),
h. 187
dimulai sejak abad ke-12 M. setelah mereka pulang ke
rumah masing-masing,mereka mendirikan universitas dengan meniru pola Islam dan
mengajarkan ilmu-ilmu yang dipelajari di universitas-universitas Islam itu.
Dalam perkembangan selanjutnya, keadaan ini melahirkan reinaissance, reformasi,
dan rasionalisme di Eropa. 26
F.
Pendirian Universitas di Barat
Cordiva adalah sebuah kota yang
terletak dibagian selatan Spanyol, kota Cordova ini sendiri didirikan oleh
bangsa Cordova yang tunduk kepada pemerintahan Romawi dan Visigoth, kota
Cardiva ini dalam sejarahnya pernah ditaklukkan oleh panglima Islam Thariq bin
Ziyad pada tahun 93 H / 711 M, sejak saat itu kota Cardova ini menjadi bagian
dari sejarah penting dalam peradaban umat manusia. Pada perkembangan
selanjutnya Cardova juga menjadi pusat ilmu pengetahuan dan peradaban dunia,
diantara keistimewaan yang dimiliki kota Cardova saat itu adalah sebuah
jembatan yang Al-Jisr dan Qantharah Ad-Dahr memiliki segi kemewahan bangunan
dan kecanggihan, dokota ini juga terdapat bangunan masjid yang terkenal karena
memiliki keluasan, tekhnik yang canggih, bentuk yang indah, dan bangunan yang
sempurna, mesjid yang diberinama Jami’ Cordova ini tetap dipertahankan sampai
sekarang karen menjadi salah satu unsur peradaban Cordova dan dari masjid
inilah cikal bakal berdirinya sebuah universitas yang sangat terkenal yaitu
universitas Cordova yang menjadi markas ilmu di Eropa. Universitas ini
didirikan pada masa dinasti Umayyah oleh Abd Rahman Al-Nasir seorng khalifah
yang berkuasa pada tahun 912-961 M. Dari universitas ini lah ilmu-ilmu Arab
ditransper kenegara-negara Eropa selama berabad-abad, didukung dengan
perpustakaan yang memiliki koleksi ratusan ribu buku, itulah yang memparkaya
khazanah ilmiah secara signifikan. Dan Cardova dalam catatan sejarah mampu
melahirkan para ilmuan-ilmuan dalam berbagai bidang disiplin ilmu diantaranya:
Az-Zahrawi ( 325 – 404 H / 936 – 1013 M), seorang ahli bedah, dokter dan ahli
obat-obatan dan pembuatannya, Ibnu Majah, Ibnu Thufail, Muhammad Al-Ghafaqi
(salah seorang mencetus
26.
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah
II, (Jakarta, PT.RajaGrafindo
Persada. 2010), H. 169
ilmu kedokteran mata), Ibnu Rusyd,
Qadhi Al-Qurthubi, dan ilmuan-ilmuan lainnnya. Pada masa ini juga masyarakat
dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran dan pembangunan kotapun
berlangsung cepat.
Universitas
berikutnya adalah Universitas Napoli yang dibangun oleh Federick II pada tahun
1224, beliau adalah seorang raja yang memiliki perhatian khusus terhadap ilmu
pengetahan, diuniversitas ini juga terdapat manuskrip-manuskrip berbahasa Arab.
G.
Beberapa Pilosof Muslim dan karyanya.
1. Ibnu Sina
Nama
lengkap Ibnu Sina adalah Abu Ali Husien Ibn Abdullah Ibn Hasan Ibn Ali Ibn
Sina. Ia dilahirkan di Desa Afshana, dekat Bukhara pada
tahun 370 H/ 980 M 27 . para ulama berbeda pendapat tentang tahun kelahirannya.
Al-Qibthi dan Ibnu Khalkan mengatakan kelahiran Ibnu Sina pada tahun 370/980.
Ibnu Abi Ushaibiah mengatakan pada tahun 375/985. Dan ada yang mengatakan
kelahirannya pada tahun 373/983, dan menurut Muhammad Ustman Nafati pada tahun
363/973. Adapun pendapat lain mengatakan bahwa Ibnu Sina di lahirkan di Persia
pada bulan Safar tahun 980 M. ayahnya
tinggal di kota Baikh yaitu sebuah kota yang terletak antara Georgia dan
Turkistan.
Ayahnya bernama Abdullah berasal dari kota Baikh
yaitu sebuah kota yang terletak antara Georgia dan Turkistan, dan ibunya
Astarah dari Afghanistan, ada juga yang mengatakan bahwa ibu Ibnu Sina
berkebangsaan Persia. Karena ada abad ke 10 M Afghanistan berada di bawah
kekuasaan Persia. Ayahnya adalah penganut Syi’ah Ismai’iliyah. Walaupun diri
Ibnu Sina menolak identitas itu. Keluarganya termasuk keluarga kaya dan
terpandang. Latar belakang keluarganya yang demikian merupakan faktor yang
sangat mendukung dalam pembentukan pribadi ilmiahnya, disamping kecemerlangan
otaknya.
Karya-karyanya di antara lain adalah :
a.
As-Syifa, buku ini adalah buku
filsafat terpenting dan terbesar, terdiri
27.
H.A. Mustofa, Filsafat Islam, (Bandung, Pustaka Setia,
2007), h. 188, lihat juga Sirajuddin Zar, Filsafat Islam, (Jakarta, PT.RajaGrafindoPersada) h.221
dari 4 bagian, yaitu
logika, fisika, matematika, dan metafisika (ketuhanan). Lembaga keilmuan
Cekoslowakia tahun 1956 menerbitkan pasal ke enam dari bagian filsafat buku
tentang ilmu jiwa ke dalam bahasa Perancis.
b. An-Najat,
buku ini adalah buku ringkasan Asy-Syifa, dan pernah diterbitkan bersama-sama
dengan buku Al-Qanun dalam ilmu kedokteran pada tahun 1593 M di Roma dan 1331 H di Mesir.
c. Al-Syarat
Wab Tanbihat, buku ini adalah buku terakhir dan yang paling baik.
d. Al-Hikmat
Al-Masyriqiyyah, buku ini banyka dibicarakan orang, Karena tidak jelas maksud
judul buku, dan naskah-naskahnya yang masih ada memuat bagian logika, tapi ada
yang mengatakan bahwa buku ini bermuatan tasawuf.
e. Al-Qanun,
atau Canon of Medicine.
Buku ini pernah diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin
dan menjadi rujukan pada universitas-universitas Eropa akhir abad 17 M, dan
pernah diterbitkan di Roma tahun 1593 M, di India tahun 1323 H.
f. Itsbat
an Nubuwwah li Ibnu Sina : Risalah tentang peneguhan kenabian
g. Hadiyat
Al-Rais ila al amir : Hadiah Ibnu Sina kepada Amir
2. Al-Ghazali
Al-Ghazali yang
diberi nama Abu Hamid Muhammad Ibn Muhammad Al-Ghazali lahir pada tahun 450
H/1058 M di Thus, Propinsi Khurasan, Republik Islam Iran, dan meninggal pada
tanggal 14 Jumadil Akhir 505 H / 18 Desember 1111 M 28 juga di Thus dalam usia 55 tahun. Di Barat Al-Ghazali
disebut dengan Algazel, sedangkan didunia Islam, dia diberi gelar dengan
sebutan Hujjatul Islam
Pada nusia yang
masih dini dia telah meratau ke Jurjan, 1073 ; lalu setelah petualangannya di
daerah khurasan dia diketahui menjadi guru besar Madrasah Nizhamiyah di Baghdad
pada tahaun 1091 ; akan tetapi
28.
H.A. Mustofa, Filsafat Islam, (Bandung, Pustaka Setia,
2007), h. 214, lihat juga Arif Munandar, Buku Pintar Islam, Bandung, Mizan, 2010, h.383
pada tahun 1095, Al-Ghazali
meninggalkan ibu kota peradaban ini dan memutuskan untuk berangkat ke Damaskus.
Sepanjang tahun 1095, Al-Ghazali diketahui mengunjungi Jerusalem, Iskandariyah,
lalu ke Madinah, ke Makkah, dan kembali lagi ke Damaskus.Tahun 1097, Al-
Ghazali kembali ke kampung halamannya di Thus dan menetap disana sampai akhir
hayatnya.
Sejarah dunia
mencatat karya-karya besar Al-Ghazali yang berjumlah lebih kurang 100 karangan
yang meliputi berbagai bidang ilmu pengetahuan, dan telah diterjemahkan dalam
berbagai bahasa, di antaranya Ihya ‘Ulumuddin dan Tahafut Al-Falasifah.
Beberapa karangan Al-Ghazali yang sudah
diterjemahkan adalah :
a.
Tahafut
Al-Falasifah diterjemahkan oleh Carra De Vaux,
De Boer, dan Asin Palacois.
b.
Qawaid
Al- ‘Aqa’id ( Die Dogmatik Al-Ghazali’s ) diterjemahkan
oleh H.Bauer.
c.
Al-Munqids
min Ad-Dhalalal diterjemahkan oleh Barbeir de Mirand.5)
d.
Misykat
Al- Anwar diterjemahkan W.H.T. Craidner
e.
Ihya
‘Ulumuddin (beberapa pasal) diterjemahkan D.B. Mac Donald
f.
W.H.T Craidner,
London, menterjemahkan buku Misykat
al-Anwar
3. Ibnu Rusyd
Nama
lengkap Ibnu Rusyd adalah Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin
Rusyd, ia lahir di kota Cordova tahun 520 H/ 1126 M 29.
Ayahnya bernama Abul Qasim Ahmad, pernah menjadi hakim di Cordova dan Qadhi al-
Qudhat ( Hakim Agung ) di Andalusia,
dan kakeknya yang memiliki nama yang sama dengan Ibnu Rusyd, Abu Al – Walid
Muhammad atau Ibnu Rusy Al-Jadd adalah Qadhi kota Cordova, keduanya di kenal
orang yang ahli di bidang fiqh.
Latar
belakang keluarga yang kental dengan nilai – nilai keagamaan , memberi motivasi
yang tinggi terhadap
pribadi Ibnu Rusyd untuk
29.
H.A. Mustofa, Filsafat Islam, (Bandung, Pustaka Setia,
2007), h. 284, lihat juga Ibnu Rusyd, Tahafut
at-Tahafut, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2004), h. 1
mencintai ilmu dan
pengetahuan, ia belajar Al Qur’an dan tafsirnya, Hadits Nabi, Ilmu Fiqh, Bahasa
dan Sastra Arab dari para alim di zamannya. Dia mempelajari al-Muwattha’
langsung dari ayahnya dan menghapalnya. Dia juga mempelajari matematika,
fisika, astronomi, logika dan filsafat serta ilmu kedokteran.
Karirnya
dalam filsafat diraihnya melalui pergaulan dan belajarnya dari Ibnu Thufail
yang membawanya dekat dengan Khalifah Abu Yusuf al-Mansur, yang kemudian
memintanya untuk menuliskan ulasan-ulasan terhadap pemikiran-pemikiran
Aristoteles. Tugas ini dikerjakannya selama beberapa tahun dan menjadikannya
Pengulas Ulung terhadap karya-karya Aristoteles. Untuk itu, dia memperoleh
julukan Al-Syarih (The Commentator).
Di
dunia Barat Ibnu Rusyd disebut dengan Averrios. Namun, menurut Sirajuddin Zar,
sebutan Averrios lebih tepat ditujukan pada kakeknya dengan alasan sebutan ini
terjadi akibat adanya metamorphose Yahudi-Spanyol-Latin, orang Yahudi
mengucapkan
Karya-karya Ibnu Rusyd
:
1.
Bidayah
al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid. Buku fiqh Islam yang berisi perbandingan
mazhab dalam fiqh (aliran-aliran dalam fiqh dengan menyebutkan alasan
masing-masing).
2.
Tahafut
al-Tahafut. Buku yang terkenal dalam lapangan ilmu filsafat dan ilmu kalam.
Buku ini merupakan pembelaan Ibnu Rusyd terhadap kritikan al-Ghazali terhadap
para filosof dan masalah-masalah filsafat dalam bukunya yang berjudul Tahafut
al-falasifah.
3.
Al-Kasyf ‘an
Manahij al-‘Adillah fi ‘Aqaid ahl al-Millah. Buku yang menguraikan
metode-metode demonstratif yang berhubungan dengan keyakinan pemeluk agama.
4.
Fashl al-Maqal
Fi Ma Baina al-Himah Wa asy-Syirah Min al-Ittishal. Buku yang menjelaskan
adanya persesuaian antara filsafat dan syari’at.
Pemikiran
filsafat Ibn Rusyd memberikan konstribusi yang sangat besar tehadap kemajuan
bangsa Eropa. Kritik Ibn Rusyd terhadap metode ahli kalam yang dia tulis dalam
Manahij al-Adillah fi Bayan ‘Aqaid al-Millah memberikan pengaruh besar terhadap
filsafat Thomas Aquinas dan Musa ibn Maimun. Karena pengaruh tersebut, mereka
memberikan kritik yang sangat tajam terhadap teologi Kristen dan Yahudi.
SIMPULAN
Membicarakan peradaban Islam, bagai membuka
lembaran-lembaran masa lalu yang penuh dengan kekaguman, kejayaan, dan masa
gemilang yang tidak akan terlupakan dari zaman ke zaman.
Peradaban yang sukses di bangun dari jiwa orang-orang
yang memiliki adab. Para ilmuan yang dikenal karena kebaikan akhlaq, kekuatan
keyakinan terhadap Allah Swt, dan ketajaman fikiran, dan semangat belajar yang
tak pernah padam. Mereka telah mampu menghantarkan Islam pada zaman keemasan,
dan mampu mengubah dunia dengan karya – karya besar.
Negeri Timur, bukan hanya membuka peluang untuk bergerak
maju, tapi memberi jalan terbangunnya peradaban dunia Barat. Sayangnya, dunia
Barat hanya berani mengakui bahwa mereka berhutang kepada Arab, yang banyak
memberikan konstribusi terhadap peradaban mereka saat ini. Padahal perluasan
wilayah yang dilakukan adalah ekspansi Islam untuk meyebarkan Islam sebagai
agama Rahmatan lil ‘Alamiin.
Pakar sejarah mencatat tiga jalur utama yang menyebabkan
terjadinya transfer peradaban, yaitu melalui Andalusia (Spanyol), Sisilia (Italia),
dan Perang Salib yang berlangsung sampai dua abad lamanya. Tiga jalur ini
menggambarkan sentuhan langsung peradaban Islam kepada peradaban Barat, di
samping adanya negara yang berada pada wilayah Timur Dekat.
Penerjemahan juga menjadi sumber utama perkembangan ilmu
pengetahuan sampai pada bangunan peradaban di Barat. Mereka melakukan
penerjemahan karya-karya besar para sarjana Muslim, menjadikannya sebagai
rujukan pokok, bahkan menerapkannya dalam berbagai bidang, tidak terkecuali
dalam hal pembuatan hukum dan undang-undang.
Zaman telah berganti, saat umat Islam kehilangan
momentum, Barat menjadi pusat peradaban yang belum sepenuhnya mencerminkan
orang-orang yang memiliki adab. Namun, sejarah akan berulang, saatnya kita
harus bangga menjadi seorang muslim, dan dengan tidak mempertajam perbedaan,
maka peluang kejayaan akan dapat diraih dengan iman dan kesungguhan, pendidikan
dan teknologi.
DAFTAR
PUSTAKA
Abul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi, (2002),
Maadza Khasiral ‘Aal’am, Binhithaatil Muslimiin,Bahaya Kemunduran Umat Islam, Bandung,
Pustaka Sedia.
A. Mustofa, (2007), Filsafat Islam, (Bandung, Pustaka Setia,
Adam Lebor, (2009),
A Heart Turned East, Pergulatan
Muslim di Barat: Antara Identitas dan Integritas, Bandung, Mizan Media Utama.
Ajid Thohir, (2009), Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Jakarta, PT.
RajaGrafindo Persada.
Arif Munandar, (2010), Buku Pintar Islam, Bandung, Mizan.
Asnil
Aida Ritonga (Ed), (2008), Pendidikan Islam Dalam Buaian Arus Sejarah,
Bandung, Citapustaka Media.
J.
Pedersen, (1996), The Arabic Book, Fajar
Intelektualisme Muslim, Alwiyah Abdurrahman, Bandung, Mizan,
Badri
Yatim, (2010), Sejarah Peradaban Islam:
Dirasah Islamiyah II, Jakarta,
PT.RajaGrafindo Persada.
Hasan
Asari, (2006), Menguak Sejarah Mencari Ibrah, Bandung, Citapustaka Media
Perintis.
Ibnu Rusyd, (2004), Tahafut at-Tahafut, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, ,
.
L.
Hidayat, (2010), Sejarah Peradaban Islam Klasik, Bandung, Citapustaka Media
Perintis.
Muhammad
‘Ali ‘Utsman, (2010), Ilmuan-Ilmuan
Muslim yang Mengubah Dunia, Yogyakarta, Beranda.
Muhammad
Gharib Jaudah, (2007), dalam bukunya yang berjudul Abaqirah Ulama’
Al-Hadharah wa Al-Islamiyah, 147
Ilmuwan Terkemuka dalam Sejarah Islam, Muhyiddin Mas Rida, Jakarta,Pustaka
al-Kautsar.
Raghib
As-Sirjani, (2009), Madza Qaddamal
Muslimuna lil’Alam Ishamaatu al-Muslimin fi al-Hadharah al-Insyaniyah,
Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, Sonif, Jakarta, Pustaka Al-Kautsar
Sami’
bin Abdullah, (2010), Al-Athlas al-Tarikh
li Sirah ar-Rasul, Perjalanan Hidup Nabi Muhammad, Dewi Kournia Sari
et.all, Jakarta, Al-Mahira.
Sirajuddin Zar, Filsafat Islam, Jakarta, PT.RajaGrafindoPersada.
Google
Maps, (2011), Peta Pemerintahan Islam, (online), di unduh tanggal 13 Mei 2011,
pada http://www.google.co.id
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus