Kamis, 27 Oktober 2011

Pengaruh Sumbangan Sarjana Muslim

PENGARUH DAN SUMBANGAN SARJANA MUSLIM
TERHADAP DUNIA BARAT
DALAM BIDANG ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN
 Zuraidah ( 10 PEDI 1818)

A.                Pendahuluan
Dalam sejarah peradaban Islam, terkhusus di masa Dinasti Abbasiyah, di bawah kekuasaan Khalifah al-Ma’mun (198-218 H/819-839 M), Islam telah sampai pada puncak kejayaan yang disebut dengan The Golden Age atau zaman keemasan.
Disebut zaman keemasan, karena pada masa itu tidak ada satu negarapun yang dapat menandingi perkembangan peradaban yang terjadi di Baghdad. Khalifah al-Ma’mun melakukan  revolusi penerjemahan besar-besaran,  terhadap buku-buku klasik, dengan membentuk tim penerjemah, mengangkat penanggungjawab, mengirimkan utusan untuk memperoleh buku klasik ke Konstatinopel dan Byzantium, memberikan kedudukan yang sangat layak bagi para penerjemah dalam bentuk pemberian gaji yang besar terhadap jasa mereka dalam menerjemahkan, tanpa melihat perbedaan agama.
Para penerjemah adalah ilmuan yang berasal dari beberapa wilayah, yang menguasai Bahasa Arab. Mereka bukan  hanya melakukan penerjemahan ke dalam Bahasa Arab saja, tetapi dalam berbagai bahasa yang berkembang di dunia Arab, dan mereka memberikan komentar,  menafsirkan teori dan menyesuaikannya, menyempurkan kekurangan, mengoreksi kesalahan. Kemudian aktivitas ini dilanjutkan oleh kaum muslim yang terpelajar, setelah mereka membaca hasil penerjemahan, mereka melakukan kritik, memadukan berbagai macam peradaban, dan melahirkan rumusan ilmu pengetahuan yang baru. Akhirnya situasi inilah yang melahirkan banyak ilmuan, baik dalam bidang agama, maupun di bidang filsafat dan ilmu pengetahuan. Sehingga tercipta karya – karya yang fenomenal dalam berbagai bidang, terkhusus bidang filsafat, kedokteran, astronomi, fisika, kimia, matematika, ilmu fiqh dengan para imam mazhabnya, dan karya-karya lainnya.
Peradaban ini tetap memberikan sumbangan terbaik dari sejarah Islam terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di dunia, walaupun Dinasti Abbasiyah telah tiada, terkhusus pada negara-negara yang pernah bersentuhan dengan dunia Islam secara langsung dan tidak langsung. Maka pada makalah ini, akan dipaparkan sumbangan  – sumbangan  yang diberikan sarjana Muslim terhadap dunia Barat dalam bidang ilmu dan kebudayaan terkhusus pada Eropa Timur.
B.                 Peta Wilayah Kekuasaan Islam
Pada pendahuluan telah dihantar kalimat yang menyatakan bahwa sumbangan para sarjana Muslim, tidak terlepas dari benang merah sejarah peradaban Islam, yang dimulai dari Pemerintahan Islam di bawah kendali Nabi Muhammad Saw. Pada masa ini, Sami bin Abdullah al-Maghluts dalam bukunya Atlas Al-Athlas al-Tarikh li Sirah ar-Rasul, mencatat terjadi 28 kali peperangan, yang di mulai pada tahun 2 Hijriah (perang Abwa) sampai pada 8 Hijriah (perang Tabuk) 1. 
Perluasan wilayah kekuasaan Islam terus berlanjut di masa Khulafa ar-Rasyidin, , Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyah, dan dinasti-dinasti lainnya. Berikut adalah beberapa peta yang menggambarkan kekuasaan Islam.
1.      Peta wilayah kekuasaan Islam 2
 










1       Sami’ bin Abdullah, Al-Athlas al-Tarikh li Sirah ar-Rasul, Perjalanan Hidup Nabi Muhammad, Dewi Kournia Sari et.all, Jakarta, Al-Mahira, 2010) h. 193-199. Lihat lampiran h.
Pada peta jelas terlihat daerah kekuasaan Islam, dengan berdirinya beberapa Dinasti, seperti Fatimiyah, Abbasiyah, dan Ummayyah, tanda panah menunjukkan ekspansi yang dilakukan oleh Islam , dengan keterangan mulai tahun 632 sampai 1000 M. Wilayah yang dikuasai oleh Islam terlihat jelas batasannya dengan wilayah yang belum atau tidak dikuasai Islam.
2.       Peta yang menggambarkan kekuasan Dinasti Abbasiyah 3
 












3.      Peta kekuasaan Dinasti Ummayyah di Andalusia (Spanyol) 4











3       Lihat http://www.google.co.id
4       Lihat http://www.google.co.id
Pada peta kekuasaan Dinasti Abbasiyah dengan keterangan daerah yang berwarna merah, tidak terlihat perbedaan dengan peta pertama, hal ini menunjukkan bahwa Abbasiyah mampu menguasai seluruh daerah kekuasaan Islam untuk berada di bawah kekhalifahan Abbasiyah. Andalusia, fakta sejarah mencatat bahwa Thariq bin Ziyad bin Abdullah bin Walgho bin Walfajun bin Niber Ghasin bin Walhas bin Yathufat bin Nafzau adalah putra suku Ash-Shadaf, suku Barbar, penduduk asli daerah Al-Atlas, Afrika Utara. Dikenal dalam sejarah Spanyol sebagai legenda dengan sebutan Taric el Tuerto (Taric yang memiliki satu mata), Ia lahir sekitar tahun 50 Hijriah. Ia ahli menunggang kuda, menggunakan senjata, dan ilmu bela diri. Dan adalah seorang jendral dari dinasti Umayyah yang memimpin penaklukan muslim atas wilayah Al-Andalus (Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar dan sekitarnya) pada tahun 711 M.
4.      Peta Jazirah Arab dan Eropa Timur  5












Keterangan : peta di atas merupakan gambaran tentang sejarah dimulainya peradaban timur dekat klasik, bermula dari lembah sungai Nil, Eufrat, Tiggris dan lembah sungai Indus. Istilah Timur Dekat  ini, pada   umumnya  digunakan untuk menunjukkan wilayah yang terletak di
sekitar  kawasan  Mediterania  Timur,  dan  meliputi wilayah Yunani dan
5       Lihat http://www.google.co.id
sekitar Semenanjung Balkan. Wilayah Timur Dekat sering pula mendapat julukan atau sebutan Fertile Crescent atau daerah Bulan Sabit.
Berbagai unsur peradaban dari Timur Dekat Klasik ini memiliki pengaruh terhadap pembentukan peradaban Barat, seperti bentuk lembaga pemerintahan, ilmu pengetahuan (astoronomi, matematika),  kesusasteraan, kesenian, dan religi. Dan pada masa ini, untuk pertama kali orang mengenal kalender, drainage (daerah aliran sungai), irigasi, konstruksi, teknologi, serta hukum Hammurabi (hukum tertulis pertama yang tercatat di dunia).
Selanjutya Eropa memperoleh warisan dari sumber peradaban Timur Dekat Klasik, seperti penambahan pemikiran intelektual dan warisan artistik, warisan hukum, dan serta bentuk-bentuk organisasi dalam pemerintahan.
C.                Sumbangan Sarjana Muslim Terhadap Dunia Barat dalam Bidang Ilmu Pengetahuan
1.    Bidang Ilmu Pengetahuan
Pengaruh Islam terhadap Barat dibidang ilmu pengetahuan, seperti ilmu kedokteran, farmasi, mtematika, kimia, optic, geografi, astronomi dan lainnya. Banyak kalangan Barat yang obyektif mengakui bahwa kaum muslimin menjadi guru bangsa Eropa selama tidak kurang dari enam ratus tahun.
Di antara bentuk pengaruh tersebut adalah penerjemahan buku-buku ilmuwan kaum muslimin, dijadikan referensi-referensi utama dan buku-buku pegangan di universitas-universitas Barat. Sebagai contoh, ketika ilmu kedokteran  mencapai puncaknya dikalangan kaum muslimin, gereja Eropa melarang adanya pengobatan pengobatan, karena menurut anggapan meraka bahwa penyakit itu merupakan siksaan dari tuhan. Setelah itu mereka mengetahui ilmu kedokteran dan pengobatan melalui penerjemahan buku-buku Ibnu Sina, Ar-Razi, dan lainnya, seperti kitab Al-Qanun fi Ath-Thib karya Ibnu Sina pada abad ke 12 dan menjadi referensi utama di universitas-universitas di Perancis dan Italia, dan kitab Al-Hawi  dan Al-Manshuri karangan Ar-Razi yang diterjemahkan pada akhir abad 13 dan universitas Briston mengabadikan nama Al-Razi sebagai salah satu nama blok terbesarnya. Selanjutnya bidang ilmu pengetahuan lain seperti Al-Biruni dalam kajian fisika tentang berat jenis, Al-Khazini tentang masa udara, kepadatannya dan tekanan yang ditimbulkannya ( Al-Khazini menciptakan neraca untuk mengukur materi di udara dan di air. Upaya penerjemahan tidak terlepas dari sarana pendukung, dalam hal ini telah berdirinya pabrik-pabrik kertas di beberapa tempat, seperti Baghdad, Damaskus sampai pada Sisilia dan Andalusia. Pada bidang lain kaum muslimin juga mengenalkan kompas pada bangsa Eropa, walaupun sebagian kalangan Barat mengatakan bahwa kompas merupakan ciptaan Flavio Gioa dari Italia.
Dalam bidang kemajuan penerbitan buku. J. Pedersen dalam bukunya The Arabic Book, ia mengatakan : Untuk kepentingan misi Kristen, tahun 1583 di Heidelberg, Jakob Mylius mencetak buku tata bahasa Arab. Dan pada abad ke enam belas dan  tujuh belas di Italia, telah terdapat tiga percetakan bahasa Arab yang terkenal, pertama Percetakan Medici, didirikan di Roma pada tahun 1584, menerbitkan banyak buku, di antaranya terjemahan dalam bahasa Latin dan Italia seperti buku al-Idris tentang dunia, buku al-Qanun dan al-Syifa, karangan Ibnu Sina. Kedua, Pada tahun 1622 di Roma, yayasan pengembangan agama (congregatio de propaganda fide), mendirikan percetakan bahasa Arab, karya yang dihasilkan antara lain, kamus Arab- Italia, dan terjemahan injil ke dalam bahasa Arab secara lengkap. Ketiga, Tipografia del Seminario, didirikan tahun  1680 di Padua, karya terbesar penerbitan ini adalah Al-Qur’an dicetak dalam bahasa Arab dengan terjemahan bahasa Latin. 6
Pada bidang matematika , ilmuan yang paling terkenal adalah al-khawarizmi, ia adalah orang pertama yang menggunakan kalimat al-Jabar, satu disiplin ilmu yang terkenal sampai sekarang. Orang –orang Eropa mengadopsi nama ini, dalam bahasa Inggris yang disebut dengan Algebra.
6       J. Pedersen, The Arabic Book, Fajar Intelektualisme Muslim, Alwiyah Abdurrahman, (Bandung, Mizan, 1996) h.172-173.
Dalam bahasa Perancis disebut Algebre, sedangkan dalam bahasa Eropa disebut algorithme/algorism. Al-Khawarizmi merupakan sosok yang terkenal karena menemukan angka 0, dan gelar al-Khawarizmi adalah Bapak al-Jabar.
Perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya dapat dilihat dari adanya klasifikasi ilmu, baik ilmu pengetahuan agama maupun ilmu pengetahuan umum.
Dalam klasifikasi ilmu pengetahuan agama, meliputi :
a.       Metode Tafsir Al-Qur’an :
1) Tafsir bil Ma’tsur
2) Tafsir bil Ra’yi
b.      Ilmu Hadits :
1)      Klasifikasi hadits secara sistematis, yaitu : shahih, dhaif, maudhu’.
2)      Kritik sanad dan matan
c.       Ilmu Fiqh :
Lahirnya para fuqoha yang terkenal seperti : Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad Hambali.
d.      Ilmu Lughah (Bahasa) : Nahwu, Sharaf, Ma’ani, Bayan, Badi’, Arudh, dan Insya.
Dalam klasifikasi ilmu umum, meliputi bidang sains dan teknologi, seperti astronomi, kedokteran, ilmu kimia, sejarah dan geografi.    Hal ini di uraikan oleh Ajib Thohir dalam bukunya Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, menuliskan :
1)        Astronomi, ilmu ini melalui karya India Sindhind kemudian diterjemahkan oleh Muhammad ibnu Ibrahim al-Farazi (777 M). ia adalah astronom muslim pertama yang membuat astrolabe, yaitu alat untuk mengukur ketinggian bintang. Di samping itu, masih ada ilmuan-ilmuan islam lainnya, seperti Ali ibnu Isa al-Asturlabi, al-Farghani, al-Battani, Umar al-Khayyam dan al-Tusi.

2)        Kedokteran, pada masa ini dokter pertama yang terkenal adalah Ali ibnu Rabban al-Tabari. Pada tahun 850 ia mengarang buku Firdaus al-Hikmah. Tokoh lainnya adalah al-Razi, al-Farabi dan Ibnu Sina.

3)        Ilmu Kimia. Bapak ilmu kimia islam adalah Jabir ibnu Hayyan (721-815M). sebenarnya banyak ahli kimia Islam ternama lainnya seperti al-Razi, al-Tuqrai yang hidup pada abad ke-12 M.

4)        Sejarah dan Geografi. Pada masa Abbassiyah sejarawan ternama abad ke-3 H adalah Ahmad bin al-Yakubi, Abu Jafar Muhammad bin Jafar bin Jarir al-Tabari. Kemudian, ahli ilmu bumi yang termasyur adalah ibnu Khudazabah (820-913M). 7

2.    Bidang Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab menjadi bahasa pentransfer bahasa-bahasa yang ada disemenanjung Iiberia ( bahasa Castella, Portugal, Catali) kebahasa-bahasa
lainnya seperti Perancis. Contohnya seperti Quthn (kapas), Harir Dimasyqi
 ( sutera Damaskus), Misk (minyak Misik), Syarab (minuman), Jarrah (guci atau bejana), Limun (lemon), Shirf (nol) dan lainnya.
Kaum Barat terutama para penyair spanyol, terpengaruh dengan sastra Arab. Seperti sastra kepahlawanan, semangat perjuangan, majas, yang bernilai  tinggi mempengaruhi sastra-sastra Barat melalui jalus sastra Arab di Andalusia. Penulis Spanyol Abaniz mengatakan, “sesungguhnya bangsa Eropa tidak mengenal syair-syair kepahlawnan, tidak memperhatikan etika-etikanya, dan sengangat perjuangannya sebelum datangnya orang Arab ke Andalusia dan menyebarnya para pejuang dan pahlawan mereka kebelahan selatan.
Bukti lainnya yang menggambarkan pengaruh sastra dalam peradaban Eropa seperti dalam bentuk novel, misalnya novel yang berjudul “Petualangan Gliver” karya Switf  dan “ Petualangan Robinson Krozo “ karangan Diofo, yang menurut sejumlah kritikus Eropa karangan ini meniru kisah Alfu Lailah wa Lailah dan kisah Hayy bin yaqzhan karya filosof Arab Ibnu Thufail. Dan pada tahun 1349 M  8, kisah Alfulailah wa Lailah ini menjadi rujukan beberapa pengarang lain seperti Boccaccio dalam hikayatnya yang berjudul “ Sepuluh pagi ”, Shakesper dalam dramanya yang berjudul  Akhir yang menentukan ” dan Lessing dalam
7.          Ajib Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, (Jakarta, PT.RajaGrafindo Persada, 2009) h. 52
8.          Raghib As-Sirjani, Madza Qaddamal Muslimuna lil’Alam Ishamaatu al-Muslimin fi al-Hadharah al-Insyaniyah, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, Sonif, (Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 2009) h.789
dramanya yang berjudul “ Natan sang bijak ”, begitu juga dengan Dante, ketika ia menceritakannya perjalanannya kedunia lain sangat terpengaruh dengan karya Al-Ma’ari yang berjudul “Risalah al-Ghufran”, dan karya Ibnu Arabi yang berjudul “Wasfh al-Jannah.”
Pada masa Abbasiyah, pertumbuhan prosa menunjukkan perkembangan baru. Pada awalnya memang masih berbentuk prosa ilmiah, namun pada masa berikutnya, prosa arab terus menapaki penyempurnaan, setelah munculnya al-Maqamat yang berakar dari budaya asli, peradaban Abbasiyah telah bersentuhan dengan kebudayaan lain dengan media penterjemahan. Pemburun manuskrip didaerah timur seperti Persia terutama dalam tata negara dan sastra dan para penterjemah tidak saja dari kalangan muslim tetapi juga dari pemeluk Nasrani dari Syiria dan Majusi dari Persia.
Berkaitan dengan pengaruh sarjana muslim dalam ilmu pengetahuan Juan Vernit, guru besar Universitas Bercelona dalam bukunya “ Kebudayaan Spanyol-Arab di Timur dan di Barat “ yang diterbitkan pada tahun 1978 M, dan pernah diterbitkan di Perancis pada tahun 1985 M, dalam tulisannya yang berjudul “ Hutang Budi dalam Kebudayaan kepada Arab Spanyol, “ ia mengatakan, “ Di antara kebaikan yang diberikan oleh bangsa Arab bagi kebudayaaan manusia adalah memberikan pengalaman mereka dalam bidang pelayaran, arsitektur, pembuatan perahu, menggambar peta geografi dan pelayaran, karena mereka telah terlebih dahulu mengetahui keadaan cuaca dan perubahannya.9
3.         Bidang Pendidikan dan Sosial
Dalam pembahasan ini akan diuraikan pengaruh peradaban islam yang erat kaitannya dengan hak, kebebasan, pendidikan, dan sosial.
Ketika kaum muslimin berhasil menaklukan Andalusia, sebagian penduduk Andalusia yang beragama nasrani lebih memilih untuk pindah ke Perancis dari pada hidup dibawah kekuasaan Islam. Namun, keadaan mereka tidak menjadi lebih baik dari pada kaum nasrani yang masih tetap
9.     Muhammad Gharib Jaudah, l Abaqirah Ulama’ Al-Hadharah wa Al-Islamiyah, 147 Ilmuwan Terkemuka dalam Sejarah Islam, Muhyiddin Mas Rida,. (Jakarta,Pustaka al-Kautsar, 2007), h. 46
tinggal di Andalusia. Gambaran  diatas  menjelaskan  bahwa  kaum nasrani
yang tinggal di Andalusia mendapatkan rasa aman dan damai dibawah kekuasaan pemerintahan Islam.
Pada saat perang Salib,  Shalahuddin al - Ayyubi mampu menimbul-
kan rasa  kagum  dari kaum Nasrani, karena ia telah menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kepahlawanan. Bahkan sikap ini telah merubah hati sebagian para pejuang Nasrani, sehingga mereka memeluk Islam dan meninggalkan kaumnya untuk bergabung dengan kaum muslimin.
Mereka melihat dalam masyarakat Islam tidak mengenal strata-strata sosial ataupun diskriminasi ras. Bahkan yang mereka rasakan adalah ruh persamaan mengakar kuat secara mutlak sesuai dengan norma-norma agama. Dengan kata lain persamaan dalam hak dan kebebasan yang terikat dengan norma agama tidak hanya sekedar ucapan, tetapi dilakukan dan menjadi karakteristik pribadi muslim.           
Terkhusus adanya keistimewaan yarng dimiliki oleh perempuan  Muslim,  yaitu  diberikan  hak  kemanusiaan  sebagai makhluk hidup yang juga memiliki hak dan persamaan khususnya dalam masalah hukum.
Pengaruhnya pada peradaban Barat yaitu kaum perempuan biasanya ditempatkan pada tempat terendah. Dan dengan kedatangan Islam sebagian
negara telah memberikan hak kepada perempuan. Contohnya yang terjadi di Perancis, sebelum tahun 1938 10 . Perempuan disejajarkan dengan orang gilaa dan anak kecil, sehingga mereka tidak dianggap layak ataupun cakap, dan akhirnya mereka tidak mendapat hak untuk memiliki tanah.
Pada bidang pendidikan, pembahasan ini khusus melihat perkembangan sekolah dan Universitas di Andalusia. Khalifah al-Umawi al-Hakam kedua (366 H) memberikan wakaf untuk menggaji paaara guru yang mengajar anak-anak miskin secara gratis sebanyak 27 sekolah. Dan universitas yang berdiri di beberapa wilayah yaitu Andalusia yang memiliki   Universitas   Cordova,   Granada,   Tortoise,   Sevilla,    Murcia,
10.       Lihat  Raghib As-Sirjani, Madza Qaddamal Muslimuna lil’Alam Ishamaatu al-Muslimin fi al-Hadharah al-Insyaniyah, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, h.797
Almeria, Valencia, dan Cadic. Dan keistimewaan menuntut ilmu pada masa ini adalah semua kebutuhan dicukupi, baik makan, minum, uang, dan tempat tinggal. Bahkan yang tidak kalah penting adalah berdirinya perpustakaan-perpustakaan, dan perpustakaan yang memegang peranan paling penting terhadap perkembangan khazanah keilmuan adalah perpustakaan  Bayt al-Hikmah di Baghdad, yang didirikan oleh Khalifah al-Makmun, yang menjadi pusat penerjemahan buku-buku klasik.
4.        Bidang Sains
a.         Penemuan jam tangan
Jam tangan pertama diciptakan oleh As-Sa’ati Muhammad bin Ali, yang ia gantungkan di pintu Jami’ Damaskus. Di atas jam tersebut dipasang burung-burung pipit, ular, dan elang yang terbuat dari tembaga. Jika waktu tiba, ular muncul. Lalu burung-burung bersiul, burung elang berteriak, dan satu kerikil jatuh ke dalam wadah. Dari ini manusia mengetahui bahwa waktu telah berlalu satu jam.
b.         Penemuan Robot Manusia
Penemunya   adalah   ilmuan  mekanik   Baadi’   az-Zaman Abu al-Izz
Ismail bin Ar-Razzar al-Jazari (6 H), Dia menciptkan robot pertama yang menjadi pelayan rumah atas permintaan Khalifah. Al-Jazari membuat alat berwujud manusia yang berdiri, sementara tangan kanannya memegang teko air dan tangan kirinya memegang handuk. Di atas surbannya terdapat burung, jika sudah masuk waktu shalat, burungnya bersiul dan robot melangkah menuju tuannya, dna mengalirkan air ke dalam teko, lalu khalifah berwudhu’, kemudian robotnya menyerahkan handuk, sementara burung pipit bersiul-siul. Dan penemuan-penemuaan lain yang tidak dapat dituliskan satu persatu. 11
D.                Sumbangan Sarjana Muslim Terhadap Dunia Barat dalam Bidang Kebudayaan

11.       Lihat  Raghib As-Sirjani, Madza Qaddamal Muslimuna lil’Alam Ishamaatu al-Muslimin fi al-Hadharah al-Insyaniyah, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, h. h. 687 & 689
1.    Bidang Akidah dan Undang-Undang
Islam hadir membawa akidah Tauhid di tengah-tengah masyarakat dunia yang penuh dengan kemusyrikan dan paganisme (mensakkralkan gambar dan patung). Islam mengajarkan ke Esaan Allah dengan  memurni-
kan keyakinan semata-mata hanya menyembah Allah. Hal ini menimbulkan kecenderungan dikalangan Nasrani dan mempengaruhi pemikiran mereka tentang akidah yaitu dengan munculnya gerakan penolakan tradisi pengakuan dosa-dosa didepan pastur dan bahwa pastur itu tidak berhak sama sekali menerima pengakuaan dosa. Pergerakan ini bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah secara langsung agar dosa-dosa terampuni.
Bukti   lain   adalah penguasa Romawi  Louis  III mengeluarkan keputusan pada tahun 108 H/726 M 12 tentang larangan pengsaklaran gambar-gambar dan patung-patung. Hal ini juga diikuti oleh beberapa penguasa yang lain.
Pengaruh peradaban islam dibidang hukum dan undang-undang disebabkan adanya hubungan  kaum   terpelajar  Barat  dengan universitas-
universitas islam di Andalusia daan lainnya. Yang menarik dalam pembahasan ini adalah pada saat Eropa tidak memiliki undang-undang dan sistem yang sistematis Napoleon Bonaparte menerjemahkan kitab fiqih Mazhab Maliki kedalam bahasa perancis dan menjadikannya sebagai rujukan pembuatan undang-undang negara Perancis.
Adam  Lebor  dalam  bukunya  A  heart  turned  East, ia mengatakan lebih jauh ke Timur, Rumania dulunya merupakan jembatan antara budayaBarat dan Arab. Provinsi Wallachia dan Moldavia, pada abad ke delapan belas pusat-pusat kajia Bahasa Arab yan penting. Tipografi yang pertama muncul di Wallachia, sebelum di transfer ke Aleppo, di Suriah. Rumania bahkan pernah berbangga sebagai pusat sufi, mistik Islam, di sebuah pulau di Danube, yang sudah lama  tenggelam. 13
12.  Lihat  Raghib As-Sirjani, Madza Qaddamal Muslimuna lil’Alam Ishamaatu al-Muslimin fi al-Hadharah al-Insyaniyah, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, h. h. 780
13.  Adam Lebor, A Heart Turned East, Pergulatan Muslim di Barat: Antara Identitas dan Integritas                 ,( Bandung, Mizan Media Utama,  2009)h.94
2.        Bidang Seni
Pengaruh peradaban islam dalam bidang seni dpat berupa gaya-gaya arsitektur bangunan,hiasan dan seni-seni lain. Terkhusus dalam seni kaligrafi dan pengaruhnya terhadap peradaban barat adalah banyaknya tulisan-tulisan arab yang terdapat di tembok-tembok bangunan gereja yang digunakan  sebagai hiasan dan tanpa memperhatikan hal-hal lain,hanya karena alasan suka akan keindahan kaligrafi. Namun,Gustave Le Bon menyatakan kekecewaannya karena para penulis Khat kaligrafi tidak menuliskan terjemahannya,maka tidak tertutup kemungkinan kalimat yang tertulis di sekitar kepala Al masih adalah kalimat Laa ilaaha illallah Muhammadarasulullah.
Setelah diuraikan penjelasan tentang pengaruh peradaban Islam terhadap peradaban Barat, kita semakin memahami bahwa sesungguhnya menyandang predikat sebagai muslim adalah suatu kehormatan, karena kita tidak hanya mempunyai amanah untuk kembali mengharumkan agama ini menuju posisi terbaik dengan iman dan kemajuan teknologi, kita juga punya tanggungjawab bersama untuk mewujudkannya, dengan terus  ber  -
gerak ke seluruh penjuru dunia sembari menebarkan dakwah dengan kebaikan.
Ajib Thohir dalam bukunya Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, ia mengatakan bahwa kehadiran Islam di Benua Eropa bukan gejala baru. Sebenarnya yang perlu penjelasan adalah mengapa Islam bisa lenyap dari Eropa. Berbeda dengan ketika datangnya Islam di bawah panglima Thariq bin Ziyad ke dataran Eropa sebagai tentara yang gagah dan siap menguasai Eropa, kedatangan orang-orang Muslim selepas  perang dunia kedua dalam keadaan yang sebaliknya. 14
Kita tidak bisa menutup mata, dan seolah-olah tidak mau tahu tentang kondisi umat Islam hari ini. Tidak jarang kita jumpai pemuda Muslim lebih suka menyembunyikan identitasnya sebagai Muslim, hanya karena ingin kebebasan tanpa kendali, baginya agama sekedar ikatan yang
14.  Lihat Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam,
mempersempit gerak dan lingkup aktifitasnya. Yang menyedihkan lagi, mereka lebih suka menyerupai dan meniru gaya, perilaku, bertutur sapa, bahkan dalam bermain dan memilih pasangan, dengan cara orang-orang Barat.
Ketika pertanyaan mengapa Islam hilang di Eropa, jawaban yang tepat adalah karena umat Islam mengalami kemunduran dalam banyak hal. Kita lebih suka membahas perbedaan antara kita, daripada menyatukan potensi yang ada, kita lebih suka salah kaprah dalam membela organisasi yang kita diami, dan kesukaan lain yang menyebabkan kita jauh dari saudara kita sesama muslim, dan menganggapnya sebelah mata karena tidak berada dalam satu organisasi yang sama. Lihat berapa banyak kita kehilangan waktu, saat kita masih membahas sesuatu, sedangkan orang lain sudah bergerak maju. Dan inilah saatnya bagi kita untuk bangkit sebagai muslim sejati.
E.                 Jalur Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Pengaruhnya dari Timur ke Barat
1.       Peta jalur pengembangan ilmu pengetahuan  15

 











Pengembangan ilmu pengetahuan dari timur ke barat melalui jalur lintas Asia-Eropa yang dikenal dengan nama Jalur Sutra (dapat terlihat
15.       Lihat http://www.google.co.id
pada garis biru yaitu dengan jalur laut). Pertumbuhan dan perkembangannya, bukan saja melalui ekspansi atau perluasan wilayah kekuasaan, tetapi juga melalui kontak perdagangan antar wilayah.
Dalam jalur pengembangan ilmu pengetahuan, para pakar sejarah telah menyepakati beberapa hal tentang hubungan peradaban Islam dengan Eropa. Menurut mereka hubungan ini terjadi dengan melalui tiga jalur utama, yaitu ; melalui Andalusia, Sicilia, dan Perang Salib. Di samping itu menurut Hasan Asari, dalam bukunya yang berjudul Menguak Sejarah Mencari Ibrah menyatakan bahwa ada dua jalur kontak dunia Eropa dengan khazanah intelektul Muslim, yaitu para mahasiswa yang belajar di lembaga-lembaga pendidikan Islam Spanyol, Sicilia, dan Italia Selatan dan kontak secara langsung para ilmuan Eropa Latin dengan karya-karya asli umat Islam yang kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin dan bahasa-bahasa Eropa lainnya. 16
Berikut adalah penjelasan tentang tiga jalur utama hubungan peradaban Islam dengan Eropa.
1.    Andalusia (Spanyol)
Andalusia adalah jembatan utama dan pintu masuk yang paling penting dalam proses transfer peradaban Islam ke Eropa, yang meliputi beberapa bidang keilmuan, pemikiran, sosial, dan lainnya. Sebagai bagian dari Eropa, Andalusia menjadi mimbar suatu pencerahan selama delapan  abad  ( 92-897 H/ 711-1492 M ).  Faktor  utama  perubahan  ini  disebabkan kaum muslimin yang menetap di Andalusia, dengan peradaban yang sudah dimiliki, mereka memberikan pencerahan melalui universitas, sekolah, perpustakaan, industri, para ilmuan dan sastrawan. Raghib As-Sirjani dalam bukunya Madza Qaddamal Muslimuna lil’Alam Ishamaatu al-Muslimin fi al-Hadharah al-Insyaniyah,, ia mengutip pernyataan Gustave Le Bon, yang mengatakan. “ Begitu orang-orang Arab berhasil menaklukkan Spanyol mereka mulai menegakkan risalah peradaban di sana. Maka
16.       Hasan Asari, Menguak Sejarah Mencari Ibrah, ( Bandung, Citapustaka Media, 2006) h. 244
dalam waktu kurang dari satu abad mereka mampu menghidupkan tanah yang mati, membangun kota-kota yang runtuh, mendirikan bangunan-bangunan megah, dan menjalin hubungan perdagangan yang kuat dengan  negara-negara lain. Kemudian mereka memberikan perhatian besaar untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan sastra, menerjemahkan buku-buku Yunani dan Latin, dan mendirikan universitas-universitas yang menjadi satu-satunya sumber ilmu pengetahuan dan peradaban di Eropa dalam waktu yang lama. “ 17 
Pada abad dua belas dan tiga belas, , kegiatan penerjemahan buku-buku bahasa Arab, buku karya ilmiah Yunani, ke dalam bahasa Eropa terus dilakukan di kota Toledo. Dan penerjemah yang paling terkenal adalah Jirarid Al-Karimuni atau dijuluki Ath-Tolitoli. Ia menerjemahkan seratus judul buku, di antaranya Al-Qanun, karangan Ibnu Sina.
Kota  Cordova pada abad ke sepuluh, merupakan kota yang lebih maju daripada kota - kota  di  Eropa lainnya, kota ini merupakan
tempat yang dikagumi dunia, dan di antara keistimewaannya adalah Cordova memiliki tujuh puluh perpustakan dan Sembilan ratus pemandian umum.
Muhammad Gharib Jaudah, dalam bukunya yang berjudul Abaqirah Ulama’ Al-Hadharah wa Al-Islamiyah, menambahkan peradaban Islam di Andalusia, mengatakan “ Di Andalusia, kaum muslimin berhasil mengembangkan pola tanam dan sistem irigasi secara besar-besaran. Mereka merubah kepulauan Liberia (Spanyol dan Portugal) menjadi surga  yang  hijau  dan teguh karena  kebun - kebunnya  dipenuhi dengan pohon dan tanaman hias dari berbagai jenis. Kaum muslimin mempunyai banyak karya tulis yang sangat penting dalam bidang pertanian dan telah diambil oleh bangsa Eropa sehingga    turut memberikan   konstribusi   bagi   kebangkitan    dunia

17.  Raghib As-Sirjani, Madza Qaddamal Muslimuna lil’Alam Ishamaatu al-Muslimin fi al-Hadharah al-Insyaniyah, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, Sonif, Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 2009) h.770
pertanian di Eropa. . 18
2.    Sicilia (Italia)
Kekuasaan Islam di Sicilia, pada dasarnya sudah berakhir pada akhir abad ke sebelas, Namun, di bawah perhatian para pemimpin Norwegia, peradaban Islam tetap berlangsung karena masih banyak ulama dan ilmuan tinggal di sana. Termasuk di antaranya ahli Geografi yaitu Muhammad al- Idris yang telah membuat peta dunia untuk Raja Roger II (1130-1154 M). Pengaruh lain dilihat dari bangunan istana Roger II, separuhnya bercorak Timur, dan gelar yang digunakan oleh Roger II adalah Al-Mu’taz Billah.
Muhammad ‘Ali ‘Ustman menuliskan dalam bukunya Ilmuwan-Ilmuwan yang Mengubah Dunia, bahwa Raja Roger II memerintahkan Syarif al-Idrisi agar membuatkannya peta dunia dari bahan perak murni. Bahan yang dibutuhkan: perak murni seberat 400 pon. Satu pon harganya 112 dirham. Peta tersebut memuat tujuh peta negara lengkap   dengan  laut,   teluk,   danau, jalan  -  jalan,  sungai -  sungai,
pelabuhan-pelabuhan, batas wilayah antar negara dan hal-hal penting
lainnya. Di samping itu, peta ini juga dilengkapi dengan cara pemakaiannya. 19
Kemudian Frederick II, sebagai penguasa Roma tahun 1220 M, ia  memilih tinggal di Sicilia, memusatkan perhatian pada ilmu pengetahuan, dan memberikan motivasi terhadap diskusi ilmiah dan filsafat. Ferederick II adalah penguasa yang mendirikan Universitas Napoli tahun 1224 M, dan di Universitas ini banyak terdapat manuskrip berbahasa Arab, yang di antaranya terdapat karya Ibnu Rusyd.
Prof   Coll   Young   mengatakan        Sicilia  merupakan  medan pertemuan yang   bebas   antara  bahasa   dan   ilmu pengetahuan    Yunani,   Latin,   dan   Arab   Barbar.  Hasilnya  adalah
18.  Lihat Muhammad Gharib Jaudah, dalam bukunya yang berjudul Abaqirah Ulama’ Al-Hadharah wa Al-Islamiyah, 147 Ilmuwan Terkemuka dalam Sejarah Islam, Muhyiddin Mas Rida, h. 50
19.  Muhammad ‘Ali ‘Utsman, Ilmuan-Ilmuan Muslim yang Mengubah Dunia, (Yogyakarta, Beranda, 2010), h.128
akulturalisasi kebudayaan. Karena peran Roger II dan Frederick II yang baik dalam transfer ilmu-ilmu peradaban Islam ke dunia Eropa melalui Italia. Palermo pada abad tiga belas menjadi seperti Toledo pada abad dua belas, yakni menjadi pusat besar kegiatan penerjemahan dan transfer buku-buku Arab ke dalam bahasa Latin. 20
3.         Perang Salib
Perang Salib berlangsung kurang lebih selama dua abad, yang dimulai pada abad ke 5 H/11 M ( 490 H/1097 M), sampai jatuhnya benteng terakhir dari pasukan Salib di tangan Mamalik tahun 690 H/1291 M.  Tidak   dapat  dihindari bahwa Perang Salib menyebabkan terjadinya persinggungan yang luar biasa antara Eropa dan Islam, walaupun kedatangan pasukan salib bukan untuk mencari ilmu, akan tetapi dalam rangka memperluas wilayah kekuasan mereka. Dan pada titik singgung ini, Islam berhasil memberikan pengaruh peradaban Islam pada Eropa yang saat itu masih belum maju.
Menurut sejarah, ada dua hal yang menyebabkan terjadinya perang salib, yaitu :
a.         Peristiwa Manzikart yang terjadi pada tahun 464 H/1071 M, yaitu tentara Alp Arsalan yang berkekuatan 15.000 orang prajurit dengan gagahnya mereka mengalahkan tentara Romawi, yang didukung oleh tentara Ghuz, al-Akraj,al-Hajr, Perancis dan Armenia, dengan jumlah seluruh pasukan 200.000 orang. Peristiwa akhirnya menimbulkan benih permusuhan abadi dan kebencian mendapat pihak Kristen terhadap Islam.
b. Dinasti Saljuk yang menguasai Bayt al-Maqdis pada tahun 471 H, melakukan beberapa kebijakan yang memberatkan umat Kristen yang berziarah ke sana. Hal inilah yang memicu Paus Urbanus II pada tahun 1095, dengan mengajak umat Keristen Eropa untuk melakukan perang suci atau Perang Salib, dalam rangka merebut Bayt al-maqdis.
20.  Lihat Raghib As-Sirjani, Madza Qaddamal Muslimuna lil’Alam Ishamaatu al-Muslimin fi al-Hadharah al-Insyaniyah, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, h.776
Pengaruh yang dirasakan oleh tentara Salib adalah penglihatan mereka terhadap makna persamaan, keadilan, dan persaudaraan dalam Islam.  Kemudian  mereka  mengambil  apa  saja  yang  mereka temukan, baik dalam bentuk ilmu, seni, maupun peradaban. Saat pasukan ini kembali ke negaranya, merekapun sadar dengan keburukan kondisi mereka, keterbelakangan pemikiran dan moral, maka pengaruh yang mereka dapat saat bersentuhan dengan Islam memberikan motivasi untuk bangkit dari keterpurukan.
Gustave Le Bon  mengatakan : “ Sesungguhnya pengaruh Timur dalam  peradaban Barat sangat besarnya karena adanya perang salib. Dan sesungguhnya    pengaruh   tersebut  dalam  bidang   seni,  industri,   dan perdagangan lebih besar daripada pengaruhnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan sastra. Jika kita melihat kemajuan hubungan perdagangan antara  Barat  dan   Timur dan  kemajuan di bidang seni dan industri yang muncul akibat persinggungan antara pasukan Salib dengan bangsa Timur. Maka akan jelas bagi kita bahwa bangsa Timur adalah yang mengeluarkan bangsa Barat dari kebiadaban dan merekalah yang mempersiapkan jiwa-jiwa untuk maju berkat ilmu-ilmu Arab dan sastra-sastra mereka yang kemudian dipelajari di universitas-universitas Eropa. Dari situlah suatu saat masa kebangkitan muncul. “ 22
L. Hidayat dalam bukunya yang berjudul Sejarah Peradaban Islam Klasik mengatakan “ … walaupun peperangan berlangsung tidak secar terus menerus, tetapi ada masa perdamaian, tetapi telah terjadi interaksi budaya antara Barat dan Timur, walaupun lebih banyak menguntungkan Barat, meliputi aspek seni, perdagangan dan industry dari pada aspek-aspek sastra dan keilmuan. “23
Adapun  peradaban Islam yang ditemukan tentara salib antara lain:
22.       Lihat Raghib As-Sirjani, Madza Qaddamal Muslimuna lil’Alam Ishamaatu al-Muslimin fi al-Hadharah al-Insyaniyah, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, h.779
23.       L. Hidayat, Sejarah Peradaban Islam Klasik, (Bandung, Citapustaka Media Perintis, 2010), h.206

a.         Bidang Sastra. Tentara salib telah membawa ke Eropa kisah Kalilah wa -  Dimnah  dan Alfu  Lailah wa Lailah, hal  ini  dibuktikan  dengan lahirnya  karya  Geofrey  Chaucer yang berjudul Squieres Tale. Karya  ini merupakan cuplikan dari kisah Alfu Lailah wa Lailah.
b.        Bidang Militer. Dunia Timur telah mengenal bahan peledak, alat-alat pembakaran dan bubuk mesin. Reinand dan Fave telah menerjemahkan buku Hassan al-Rammah Najm al-Din al-Ahdab, yang berjudul al-Kurushiyah wa-al Manasib al-Harbiyyah (tentag kuda dan latihan militer) kedalam bahasa Prancis dengan judul Journal Asiatique.
c.         Bidang Arsitektur. Setelah Jerussalem dikuasai tentara Salib, bentuk kubah dari Masjidil Aqsha di al-Quds, ditiru oleh beberapa gereja diantara gereja di Inggris, Perancis, dan Jerman.
d.        Bidang Pertanian, tentara Salib mendapat pengetahuan tentang tumbuhan dan beberapa tanaman dari Mediterania Barat. Sejak itu Eropa mulai mengenal makanan Timur  seperti beras (rice, berasal dari kata al-urz), jeruk (lemon, berasal dari kata al-laymun), gula (sugar, berasal dari kata al-sukkar).
e.         Bidang Teknologi. Tentara Salib menemukan kincir air dan pabrik pembuatan kaca.
f.         Bidang Seni. Tentara Salib menemukan hasil tetunan timur dan karya seni pada porselin, keramik dan lainnya.
Marfuah dalam tulisannya Warisan Ilmiah Muslim dan Renaisans Eropa, menambahkan jalur masuknya peradaban Islam ke Barat yaitu :
4.      Turki Ustmani.
Kerajaan Turki Utsmani memberikan konstribusi orisinil dan cukup berarti   dalam  tiga  bidang  ;  yaitu,  ilmu ketatanegaraan , arsitektur dan puisi. Keseluruhan kebudayaan Turki merupakan campuran dari beraneka ragam elemen. Persia melahirkan corak arsitektur, pola-pola indah, serta ide-ide politik yang mengangkat keagungan Raja. Warisan kebudayaan Asia Tengah di antaranya kebudayaan berperang dan menaklukkan serta kecendrungan untuk berasimilasi dengan lentur. 24
Adapun     pengaruh    Turki   Utsmani   terhadap  peradaban Barat adalah terjadinya penerjemahan besar-besaran pada abad ke 6 H/12 M dan 7 H/12 M, penerjemahan itu yang menjadi dasar perubahan terhadap kegiatan ilmiah dunia Latin dan Eropa.
As-Sayyid Abul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi, dalam bukunya yang berjudul Maadza Khasiral ‘Aal’am, Binhithaatil Muslimiin, menuliskan bahwa Turki Ustmani mempunyai wilayah di tiga benua, yaitu; Eropa, Asia, dan Afrika. Di Timur mereka menguasai wilayah Islam yang membentang dari Persia sampai Maroko. Seluruh Asia kecil dan menjelajahi Eropa hingga mendekati tembok Wienna (Austria). Tidak dapat dipungkiri bila mereka adalah orang-orang yang menguasai Laut Tengah, yang dijadikan oleh mereka  seolah-olah sebagai danau ottoman, tanpa   ada   seorang  asing pun  yang  berani  menyentuh daerah - daerah sekitarnya. 25
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Turki Utsmani juga merupakan jalur peradaban Islam ke Eropa, salah satu hal ini mendasarinya adalah wilayah yang dikuasai oleh Turki Utsmani
Berkaitan dengan ini Badri Yatim dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II, ia mengatakan : Kemajuan Eropa (Barat) memang bersumber dari khazanah ilmu pengetahuan dan metode berpikir islam yang rasional. Di antara saluran masuknya peradaban islam ke Eropa itu adalah perang salib, Sicilia,dan yang terpenting adalah Spanyol Islam. Ketika islam mengalami kejayaan di Spanyol, banyak orang eropa yang datang belajar kesana, kemudian   menerjemahkan   karya -karya ilmiah umat Islam. Hal ini
24.       Asnil Aida Ritonga (Ed), Pendidikan Islam Dalam Buaian Arus Sejarah, ( Bandung, Citapustaka Media, 2008) h. 84
25.       As-Sayyid Abul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi,  Maadza Khasiral ‘Aal’am, Binhithaatil Muslimiin,Bahaya Kemunduran Umat Islam, (Bandung, Pustaka Sedia. 2002), h. 187
dimulai sejak abad ke-12 M. setelah mereka pulang ke rumah masing-masing,mereka mendirikan universitas dengan meniru pola Islam dan mengajarkan ilmu-ilmu yang dipelajari di universitas-universitas Islam itu. Dalam perkembangan selanjutnya, keadaan ini melahirkan reinaissance, reformasi, dan rasionalisme di Eropa.  26
F.                 Pendirian Universitas di Barat
Cordiva adalah sebuah kota yang terletak dibagian selatan Spanyol, kota Cordova ini sendiri didirikan oleh bangsa Cordova yang tunduk kepada pemerintahan Romawi dan Visigoth, kota Cardiva ini dalam sejarahnya pernah ditaklukkan oleh panglima Islam Thariq bin Ziyad pada tahun 93 H / 711 M, sejak saat itu kota Cardova ini menjadi bagian dari sejarah penting dalam peradaban umat manusia. Pada perkembangan selanjutnya Cardova juga menjadi pusat ilmu pengetahuan dan peradaban dunia, diantara keistimewaan yang dimiliki kota Cardova saat itu adalah sebuah jembatan yang Al-Jisr dan Qantharah Ad-Dahr memiliki segi kemewahan bangunan dan kecanggihan, dokota ini juga terdapat bangunan masjid yang terkenal karena memiliki keluasan, tekhnik yang canggih, bentuk yang indah, dan bangunan yang sempurna, mesjid yang diberinama Jami’ Cordova ini tetap dipertahankan sampai sekarang karen menjadi salah satu unsur peradaban Cordova dan dari masjid inilah cikal bakal berdirinya sebuah universitas yang sangat terkenal yaitu universitas Cordova yang menjadi markas ilmu di Eropa. Universitas ini didirikan pada masa dinasti Umayyah oleh Abd Rahman Al-Nasir seorng khalifah yang berkuasa pada tahun 912-961 M. Dari universitas ini lah ilmu-ilmu Arab ditransper kenegara-negara Eropa selama berabad-abad, didukung dengan perpustakaan yang memiliki koleksi ratusan ribu buku, itulah yang memparkaya khazanah ilmiah secara signifikan. Dan Cardova dalam catatan sejarah mampu melahirkan para ilmuan-ilmuan dalam berbagai bidang disiplin ilmu diantaranya: Az-Zahrawi ( 325 – 404 H / 936 – 1013 M), seorang ahli bedah, dokter dan ahli obat-obatan dan pembuatannya, Ibnu Majah, Ibnu Thufail, Muhammad Al-Ghafaqi (salah seorang mencetus
26.       Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II, (Jakarta,  PT.RajaGrafindo Persada. 2010), H. 169
ilmu kedokteran mata), Ibnu Rusyd, Qadhi Al-Qurthubi, dan ilmuan-ilmuan lainnnya. Pada masa ini juga masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran dan pembangunan kotapun berlangsung cepat.
            Universitas berikutnya adalah Universitas Napoli yang dibangun oleh Federick II pada tahun 1224, beliau adalah seorang raja yang memiliki perhatian khusus terhadap ilmu pengetahan, diuniversitas ini juga terdapat manuskrip-manuskrip berbahasa Arab.
G.                Beberapa Pilosof Muslim dan karyanya.
1.      Ibnu Sina
Nama lengkap Ibnu Sina adalah Abu Ali Husien Ibn Abdullah Ibn Hasan Ibn Ali Ibn Sina. Ia dilahirkan di Desa Afshana, dekat Bukhara pada tahun 370 H/ 980 M 27 . para ulama berbeda pendapat tentang tahun kelahirannya. Al-Qibthi dan Ibnu Khalkan mengatakan kelahiran Ibnu Sina pada tahun 370/980. Ibnu Abi Ushaibiah mengatakan pada tahun 375/985. Dan ada yang mengatakan kelahirannya pada tahun 373/983, dan menurut Muhammad Ustman Nafati pada tahun 363/973. Adapun pendapat lain mengatakan bahwa Ibnu Sina di lahirkan di Persia pada bulan Safar tahun 980 M.  ayahnya tinggal di kota Baikh yaitu sebuah kota yang terletak antara Georgia dan Turkistan.
Ayahnya bernama Abdullah berasal dari kota Baikh yaitu sebuah kota yang terletak antara Georgia dan Turkistan, dan ibunya Astarah dari Afghanistan, ada juga yang mengatakan bahwa ibu Ibnu Sina berkebangsaan Persia. Karena ada abad ke 10 M Afghanistan berada di bawah kekuasaan Persia. Ayahnya adalah penganut Syi’ah Ismai’iliyah. Walaupun diri Ibnu Sina menolak identitas itu. Keluarganya termasuk keluarga kaya dan terpandang. Latar belakang keluarganya yang demikian merupakan faktor yang sangat mendukung dalam pembentukan pribadi ilmiahnya, disamping kecemerlangan otaknya.
Karya-karyanya di antara lain adalah :
a.    As-Syifa, buku ini adalah buku filsafat terpenting dan terbesar, terdiri
27.       H.A. Mustofa, Filsafat Islam, (Bandung, Pustaka Setia, 2007), h. 188, lihat juga Sirajuddin Zar, Filsafat Islam, (Jakarta, PT.RajaGrafindoPersada) h.221
dari 4 bagian, yaitu logika, fisika, matematika, dan metafisika (ketuhanan). Lembaga keilmuan Cekoslowakia tahun 1956 menerbitkan pasal ke enam dari bagian filsafat buku tentang ilmu jiwa ke dalam bahasa Perancis.
b.    An-Najat, buku ini adalah buku ringkasan Asy-Syifa, dan pernah diterbitkan bersama-sama dengan buku Al-Qanun dalam ilmu kedokteran pada tahun  1593 M di Roma dan 1331 H di Mesir.
c.    Al-Syarat Wab Tanbihat, buku ini adalah buku terakhir dan yang paling baik.
d.   Al-Hikmat Al-Masyriqiyyah, buku ini banyka dibicarakan orang, Karena tidak jelas maksud judul buku, dan naskah-naskahnya yang masih ada memuat bagian logika, tapi ada yang mengatakan bahwa buku ini bermuatan tasawuf.
e.    Al-Qanun, atau Canon of Medicine.
Buku ini pernah diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin dan menjadi rujukan pada universitas-universitas Eropa akhir abad 17 M, dan pernah diterbitkan di Roma tahun 1593 M, di India tahun 1323 H.
f.     Itsbat an Nubuwwah li Ibnu Sina : Risalah tentang peneguhan kenabian
g.    Hadiyat Al-Rais ila al amir : Hadiah Ibnu Sina kepada Amir
2.      Al-Ghazali
Al-Ghazali yang diberi nama Abu Hamid Muhammad Ibn Muhammad Al-Ghazali lahir pada tahun 450 H/1058 M di Thus, Propinsi Khurasan, Republik Islam Iran, dan meninggal pada tanggal 14 Jumadil Akhir 505 H / 18 Desember 1111 M 28  juga di Thus dalam usia 55 tahun. Di Barat Al-Ghazali disebut dengan Algazel, sedangkan didunia Islam, dia diberi gelar dengan sebutan Hujjatul Islam
Pada nusia yang masih dini dia telah meratau ke Jurjan, 1073 ; lalu setelah petualangannya di daerah khurasan dia diketahui menjadi guru besar Madrasah Nizhamiyah di Baghdad pada tahaun 1091 ; akan tetapi
28.       H.A. Mustofa, Filsafat Islam, (Bandung, Pustaka Setia, 2007), h. 214, lihat juga Arif Munandar, Buku Pintar Islam, Bandung, Mizan, 2010, h.383
pada tahun 1095, Al-Ghazali meninggalkan ibu kota peradaban ini dan memutuskan untuk berangkat ke Damaskus. Sepanjang tahun 1095, Al-Ghazali diketahui mengunjungi Jerusalem, Iskandariyah, lalu ke Madinah, ke Makkah, dan kembali lagi ke Damaskus.Tahun 1097, Al- Ghazali kembali ke kampung halamannya di Thus dan menetap disana sampai akhir hayatnya.
Sejarah dunia mencatat karya-karya besar Al-Ghazali yang berjumlah lebih kurang 100 karangan yang meliputi berbagai bidang ilmu pengetahuan, dan telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, di antaranya Ihya ‘Ulumuddin dan Tahafut Al-Falasifah.
Beberapa karangan Al-Ghazali yang sudah diterjemahkan adalah :
a.         Tahafut Al-Falasifah diterjemahkan oleh Carra De Vaux, De  Boer, dan Asin Palacois.
b.        Qawaid Al- ‘Aqa’id ( Die Dogmatik Al-Ghazali’s ) diterjemahkan oleh H.Bauer.
c.         Al-Munqids min Ad-Dhalalal diterjemahkan oleh Barbeir de Mirand.5)
d.        Misykat Al- Anwar diterjemahkan W.H.T. Craidner
e.         Ihya ‘Ulumuddin (beberapa pasal) diterjemahkan D.B. Mac Donald
f.         W.H.T Craidner, London, menterjemahkan buku Misykat al-Anwar
3.      Ibnu Rusyd
Nama lengkap Ibnu Rusyd adalah Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Rusyd, ia lahir di kota Cordova tahun 520 H/ 1126 M 29. Ayahnya bernama Abul Qasim Ahmad, pernah menjadi hakim di Cordova dan Qadhi al- Qudhat   ( Hakim Agung ) di Andalusia, dan kakeknya yang memiliki nama yang sama dengan Ibnu Rusyd, Abu Al – Walid Muhammad atau Ibnu Rusy Al-Jadd adalah Qadhi kota Cordova, keduanya di kenal orang yang ahli di bidang fiqh.
Latar belakang keluarga yang kental dengan nilai – nilai keagamaan , memberi   motivasi   yang   tinggi   terhadap   pribadi   Ibnu Rusyd  untuk
29.       H.A. Mustofa, Filsafat Islam, (Bandung, Pustaka Setia, 2007), h. 284,  lihat juga Ibnu  Rusyd, Tahafut at-Tahafut, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2004), h. 1
mencintai ilmu dan pengetahuan, ia belajar Al Qur’an dan tafsirnya, Hadits Nabi, Ilmu Fiqh, Bahasa dan Sastra Arab dari para alim di zamannya. Dia mempelajari al-Muwattha’ langsung dari ayahnya dan menghapalnya. Dia juga mempelajari matematika, fisika, astronomi, logika dan filsafat serta ilmu kedokteran.
Karirnya dalam filsafat diraihnya melalui pergaulan dan belajarnya dari Ibnu Thufail yang membawanya dekat dengan Khalifah Abu Yusuf al-Mansur, yang kemudian memintanya untuk menuliskan ulasan-ulasan terhadap pemikiran-pemikiran Aristoteles. Tugas ini dikerjakannya selama beberapa tahun dan menjadikannya Pengulas Ulung terhadap karya-karya Aristoteles. Untuk itu, dia memperoleh julukan Al-Syarih (The Commentator).
Di dunia Barat Ibnu Rusyd disebut dengan Averrios. Namun, menurut Sirajuddin Zar, sebutan Averrios lebih tepat ditujukan pada kakeknya dengan alasan sebutan ini terjadi akibat adanya metamorphose Yahudi-Spanyol-Latin, orang Yahudi mengucapkan
Karya-karya Ibnu Rusyd :
1.      Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid. Buku fiqh Islam yang berisi perbandingan mazhab dalam fiqh (aliran-aliran dalam fiqh dengan menyebutkan alasan masing-masing).
2.      Tahafut al-Tahafut. Buku yang terkenal dalam lapangan ilmu filsafat dan ilmu kalam. Buku ini merupakan pembelaan Ibnu Rusyd terhadap kritikan al-Ghazali terhadap para filosof dan masalah-masalah filsafat dalam bukunya yang berjudul Tahafut al-falasifah.
3.      Al-Kasyf ‘an Manahij al-‘Adillah fi ‘Aqaid ahl al-Millah. Buku yang menguraikan metode-metode demonstratif yang berhubungan dengan keyakinan pemeluk agama.
4.      Fashl al-Maqal Fi Ma Baina al-Himah Wa asy-Syirah Min al-Ittishal. Buku yang menjelaskan adanya persesuaian antara filsafat dan syari’at.
Pemikiran filsafat Ibn Rusyd memberikan konstribusi yang sangat besar tehadap kemajuan bangsa Eropa. Kritik Ibn Rusyd terhadap metode ahli kalam yang dia tulis dalam Manahij al-Adillah fi Bayan ‘Aqaid al-Millah memberikan pengaruh besar terhadap filsafat Thomas Aquinas dan Musa ibn Maimun. Karena pengaruh tersebut, mereka memberikan kritik yang sangat tajam terhadap teologi Kristen dan Yahudi.

























SIMPULAN

            Membicarakan peradaban Islam, bagai membuka lembaran-lembaran masa lalu yang penuh dengan kekaguman, kejayaan, dan masa gemilang yang tidak akan terlupakan dari zaman ke zaman.
            Peradaban yang sukses di bangun dari jiwa orang-orang yang memiliki adab. Para ilmuan yang dikenal karena kebaikan akhlaq, kekuatan keyakinan terhadap Allah Swt, dan ketajaman fikiran, dan semangat belajar yang tak pernah padam. Mereka telah mampu menghantarkan Islam pada zaman keemasan, dan mampu mengubah dunia dengan karya – karya besar.
            Negeri Timur, bukan hanya membuka peluang untuk bergerak maju, tapi memberi jalan terbangunnya peradaban dunia Barat. Sayangnya, dunia Barat hanya berani mengakui bahwa mereka berhutang kepada Arab, yang banyak memberikan konstribusi terhadap peradaban mereka saat ini. Padahal perluasan wilayah yang dilakukan adalah ekspansi Islam untuk meyebarkan Islam sebagai agama Rahmatan lil ‘Alamiin.
            Pakar sejarah mencatat tiga jalur utama yang menyebabkan terjadinya transfer peradaban, yaitu melalui Andalusia (Spanyol), Sisilia (Italia), dan Perang Salib yang berlangsung sampai dua abad lamanya. Tiga jalur ini menggambarkan sentuhan langsung peradaban Islam kepada peradaban Barat, di samping adanya negara yang berada pada wilayah Timur Dekat.
            Penerjemahan juga menjadi sumber utama perkembangan ilmu pengetahuan sampai pada bangunan peradaban di Barat. Mereka melakukan penerjemahan karya-karya besar para sarjana Muslim, menjadikannya sebagai rujukan pokok, bahkan menerapkannya dalam berbagai bidang, tidak terkecuali dalam hal pembuatan hukum dan undang-undang.
            Zaman telah berganti, saat umat Islam kehilangan momentum, Barat menjadi pusat peradaban yang belum sepenuhnya mencerminkan orang-orang yang memiliki adab. Namun, sejarah akan berulang, saatnya kita harus bangga menjadi seorang muslim, dan dengan tidak mempertajam perbedaan, maka peluang kejayaan akan dapat diraih dengan iman dan kesungguhan, pendidikan dan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA


Abul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi,  (2002), Maadza Khasiral ‘Aal’am, Binhithaatil Muslimiin,Bahaya Kemunduran Umat Islam, Bandung, Pustaka Sedia.

A.      Mustofa, (2007), Filsafat Islam, (Bandung, Pustaka Setia,

Adam Lebor, (2009), A Heart Turned East, Pergulatan Muslim di Barat: Antara Identitas dan Integritas, Bandung, Mizan Media Utama.

Ajid Thohir, (2009), Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada.

Arif Munandar, (2010), Buku Pintar Islam, Bandung, Mizan.

Asnil Aida Ritonga (Ed), (2008), Pendidikan Islam Dalam Buaian Arus Sejarah, Bandung, Citapustaka Media.

J. Pedersen, (1996), The Arabic Book, Fajar Intelektualisme Muslim, Alwiyah Abdurrahman, Bandung, Mizan,

Badri Yatim, (2010), Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II, Jakarta,  PT.RajaGrafindo Persada.

Hasan Asari, (2006), Menguak Sejarah Mencari Ibrah, Bandung, Citapustaka Media Perintis.

Ibnu  Rusyd, (2004), Tahafut at-Tahafut, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, ,
.
L. Hidayat, (2010), Sejarah Peradaban Islam Klasik, Bandung, Citapustaka Media Perintis.

Muhammad ‘Ali ‘Utsman, (2010), Ilmuan-Ilmuan Muslim yang Mengubah Dunia, Yogyakarta, Beranda.

Muhammad Gharib Jaudah, (2007), dalam bukunya yang berjudul Abaqirah Ulama’ Al-Hadharah wa Al-Islamiyah, 147 Ilmuwan Terkemuka dalam Sejarah Islam, Muhyiddin Mas Rida, Jakarta,Pustaka al-Kautsar.

Raghib As-Sirjani, (2009), Madza Qaddamal Muslimuna lil’Alam Ishamaatu al-Muslimin fi al-Hadharah al-Insyaniyah, Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia, Sonif, Jakarta, Pustaka Al-Kautsar

Sami’ bin Abdullah, (2010), Al-Athlas al-Tarikh li Sirah ar-Rasul, Perjalanan Hidup Nabi Muhammad, Dewi Kournia Sari et.all, Jakarta, Al-Mahira.

Sirajuddin Zar, Filsafat Islam, Jakarta, PT.RajaGrafindoPersada.

Google Maps, (2011), Peta Pemerintahan Islam, (online), di unduh tanggal 13 Mei 2011, pada http://www.google.co.id